Musim lalu, sirkuit Baku City menjadi balapan yang indah buat Sean. Menjalani debut musim penuh pertamanya di ajang yang dulu bernama GP2, pembalap berusia 20 tahun itu memulai balapan dari posisi ke-20, namun mampu finis di peringkat tujuh dan mengemas enam poin pada balapan Feature.
Pada balapan Sprint, Sean sebenarnya kembali berpeluang menyabet poin dengan start dari posisi kedua. Sayangnya, Sean terlibat insiden setelah mobilnya ditabrak pembalap lain di pertengahan balapan.
"Tentu saya berharap hasil positif di Baku City seperti musim lalu. Balapan di Baku City tidak akan mudah, namun saya akan berupaya keras untuk mendapatkan poin,"kata Sean yang musim ini bertandem dengan pembalap Prancis, Norman Nato.
Sebelum balapan, pada Rabu malam, Sean dan tim Pertamina Arden disambut duta besar RI untuk Azerbaijan Husnan Bay Fananie. Mereka berbuka puasa bersama dan berbincang hangat bersama sejumlah warga Indonesia yang tinggal di Azerbaijan.

Sirkuit jalan raya Baku di Azerbaijan menawarkan tantangan yang berat dan balapan yang seru bagi pembalap Formula 1 ataupun F2. Musim ini merupakan kali kedua sirkuit ini dipakai dan tidak semua pembalap hapal dan mengenal baik lintasan Baku.
Jika melihat karakteristik sirkuit, bisa dibilang Sirkuit Baku perpaduan dari Sirkuit Sochi di Rusia dan Sirkuit Makau. Sirkuit rancangan arsitek asal Jerman, Hermann Tilke, ini memiliki panjang enam kilometer dengan 20 tikungan.
Lintasan sirkuit melewati wilayah kota tua yang eksotis dengan bangunan bersejarah seperti alun-alun Azadlig, gedung parlemen, dan menara Maiden. Sementara sisi lainnya menampilkan panorama pesisir pantai Laut Kaspia.
Tantangan sirkuit ini adalah tanjakan curam di dekat balai kota tua dan trek lurus sepanjang 2,2 kilometer yang memungkinkan pembalap untuk menggeber mobil dengan kecepatan sampai 340 kilometer per jam.
Sirkuit Baku bisa dibilang sebagai sirkuit tercepat dengan rata-rata 211km/jam. Dua sirkuit jalan raya lainnya, yakni Marina Bay (Singapura) hanya 177,303 km/jam, sedangkan Monako hanya 163,521 km/jam.
Yang membuat balapan di Baku lebih menarik, yakni arah balapan berlawanan dengan arah jarum jam. Lintasan ini memiliki lebar 13 meter, tetapi di antara tikungan tujuh dan delapan, lebar lintasan menyempit menjadi 7,6 meter. Di titik inilah tantangan tersulit bagi pembalap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News