Tapi itu cerita ketika kondisi trek panas atau normal. Namun saat temeperatur lintasan berubah jadi dingin atau semakin rendah, saat inilah masalah besar menghampiri para pembalap yang tersebut. Mereka bakal kesulitan memanaskan ban belakang dan ini berdampak kepada grip ban yang takkan pernah maksimal.
Kalau sudah begini, biasanya mereka takkan pernah merasakan performa terbaik motornya. Hal itu sudah ditunjukkan oleh beberapa pembalap dengan gaya balap lebih lembut. Mereka justru terpuruk karena kesulitan memanaskan kompon ban belakang.
"Ketika grip ban belakang sudah tidak terasa, maka ini bakal jadi masalah besar bagi pembalap yang mengandalkan hal tersebut. Saya sudah membuktikannya, di beberapa kondisi trek dingin, kami menggunakan kompon yang ekstra lunak sekali pun, itu takkan punya pengaruh besar," klaim Jorge Lorenzo.
Tak jauh berbeda dengan Lorenzo, Alvaro Bautista pun merasakan hal serupa. Ia malah memberikan gambaran bahwa antara ban dengan permukaan lintasan, seperti berkendara di atas es. Padahal ragam setup sudah mereka lakukan. Termasuk memperbaiki setup ECU yang juga punya pengaruh besar di sana.
Putaran selanjutnya bakal berlangsung di Sirkuit Sepang, Malaysia (30/10/2016) pekan ini. Beruntung kondisi cuaca di sirkuit ini tidak seekstrim di Phillip Island. Sehingga pembalap bisa berharap lebih, meski dalam kondisi trek lembab atau dalam kondisi mendung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id