Hal ini sudah dirasakan Casey Stoner sejak mampu membawa Ducati menjadi tim juara dunia 2007 lalu. Masalah ini terus berlanjut ketika Ducati memutuskan pakai rangka carbon yang hanya mengikat mesin di bagian atas. Saat Valentino Rossi meminta rangka dengan model twin spar dari alumunium, masalah tersebut tetap tak hilang.
Kini, motor yang dibangun oleh Gianluigi Dall'Igna itu, sudah sedikit user friendly bagi para pembalap. Tapi di beberapa tipe sirkuit seperti Silverstone, Inggris, pembalapnya masih merasakan letih di akhir balapan. Terutama di bagian lengan. Tak ingin masalah ini berlanjut hingga 2017, Ducati Sporting Director, Paolo Ciabatti menegaskan Ducati harus segera berubah.
"Kami sudah punya ide untuk membuat Lorenzo lebih cepat beradaptasi dengan motor ini. bagian yang membuat kami lebih fokus adalah agar motor ini tak hanya kompetitif untuk satu pembalap saja, tapi untuk semua pembalap yang pakai motor Ducati. Apalagi tahun depan Pramac juga bakal punya motor 2017. Kami tak ingin kasus di Silverstone terulang," ujar Ciabatti.
Pria asal Italia itu juga sadar bahwa tenaga besar yang dimiliki mesin motor Ducati, memang selalu akan punya resiko kesulitan pembalap untuk melakukan kontrol. Apalagi sekarang sistem ECU (engine control unit) sudah diseragamkan. Jadi tim harus benar-benar tahu celah untuk memanfaatkan performa terbaik motor. Tentunya ini bakal tugas besar yang diemban tim teknis Ducati nantinya. Apakah mereka berhasil memberikan motor yang kompetitif kepada kepada semua pembalapnya untuk 2017? kita lihat saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
