Artinya secara total, pembalap bakal melakukan kejar-kejaran waktu di 4 sesi yaitu (FP1, FP2, FP3 dan QTT2) atau 5 sesi (ditambah QTT2) bagi pembalap yang mencetak lap tercepat di luar 10 besar dalam FP1, FP2 dan FP3. Menurut Crutchlow, ini sangat buang-buang tenaga lantaran para pembalap cenderung menggunakan sesi latihan 1 dan 2 sebagai tempat untuk melakukan latihan dan adaptasi setup.
"Kebanyakan pembalap hanya menggunakan FP3 atau sesi latihan ketiga untuk mencetak lap tercepat agar lolos ke sesi kualfikasi 2. Artinya mereka bakal memaksimalkan pencapaian waktu tercepat di sesi tersebut agar tak ikut di sesi kualifikasi 1. Tapi karena alasan show di televisi, kami tetap menggunakan semua sesi seperti sesi kualifikasi," ujar Crutchlow.
Pembalap asal Inggris itu menilai bahwa tahun depan bakal ada perubahan untuk aturan ini. Mereka pun sudah membicarakannya dengan regulator di MotoGP, para pembalap hingga pelaksana balapan dalam hal ini Dorna Sport.
"Bagi pembalap yang harus melalui sesi kualifikasi 1, maka ini takkan mudah. Mengingat jarak antara sesi kualifikasi 1 dan kualifikasi 2 ini cukup rapat. Jika ingin tampil cepat dalam dua sesi tersebut rasanya akan sulit."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News