"Singapura dan Malaysia tetap mengandalkan pemerintah. Kalau kita tidak mengandalkan pemerintah gimana? Akan banyak keuntungan yang didapat," ucap pengelola Sirkuit Internasional Sentul, Tinton Soeprapto di Kantor Kemenpora, dilansir Antara, Senin (21/9/2015).
Menurutnya, selama ini Sentul tidak hanya digunakan untuk balapan, namun juga unutk berbagai kegiatan termasuk pengujian kendaraan baru yang masuk ke Indonesia. Pemerintah, pada kegiatan ini akan mendapatkan masukan terutama dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Tinton mengatakan dengan adanya Sentul, Indonesia tak perlu lagi membangun sirkuit baru. Namun, jika ingin mendapatkan penilaian menjadi grade A, harus dilakukan renovasi sesuai dengan standar internasional.
"Kalau ingin membuat sirkuit baru biayanya mahal. Berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli 100 hektare lahan. Di hutan saja harga tahan sudah ratusan ribu per meter," sambungnya.
Untuk itu, renovasi Sirkuit Sentul dinilai sangat tepat menurutnya. Saat ini, beberapa desainer sirkuit kelas dunia sudah didatangkan untuk melihat dan merancang proses renovasi satu-satunya sirkuit yang ada di Indonesia itu.
"Banyak negara seperi India dan Korea Selatan fokus di MotoGP. Makanya kita yang sudah punya peluang harus memanfaatkan kesempatan ini. Saya optimis banyak keuntungan yang akan didapat," tutur Tinton.
Sebelumnya, Ketua PP IMI Nanan Sukarna mendorong gelaran MotoGP 2017 tak memakai dana APBN. Melainkan dengan mengupayakan pembiayaan konsorsium dari pemangku kepentingan.
"Saya berharap dalam suasana ekonomi seperti ini jangan gunakan APBN. Jangan beratkan pemerintah. Menurut saya langkah terbaik adalah melalui konsorsium. Namun kami tetap membutuhkan kebijakan pemerintah supaya mendapatkan dukungan dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)," ucapnya.
Menurut Nanan, biaya renovasi Sirkuit Sentul cukup besar yaitu mencapai Rp 300 miliar. Dana tersebut belum termasuk yang harus disetorkan ke promotor MotoGP yaitu Dorna. Sesuai dengan rencana, pihak Dorna akan kembali ke Indonesia untuk melihat persiapan pada 21 Oktober nanti. (Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News