Pada dasarnya, karakter mesin motor Honda yang punya tenaga besar, butuh sistem elektronik atau engine control unit (ECU) yang mumpuni. Namun setelah ECU pabrikan dilarang dan diganti dengan ECU seragam (software dan hardware) Honda mulai merasa kesulitan. Ditambah lagi dengan penggunaan ban baru dari Michelin, maka ini menambah kebingungannya di awal musim 2016.
Tapi setelah HRC kembali fokus di zona ini, mereka mampu memberikan peningkatan performa dari seri ke seri musim ini. Sayangnya kelemahan motor masih terlihat di zona akselerasi dan grip ban di akhir balapan. Beruntung di bagian bahu ban, grip selalu lebih baik dari Yamaha, karena mereka tidak mengeksplorasi lebih jauh di bagian tersebut.
"Mesin baru yang dipasok Honda, punya karakter yang lebih soft di putaran awal. Sehingga grip ban tetap terjaga. Meski masih kurang jika dibandingkan dengan tim lain, namun ini masih sangan awal. Hal yang masih perlu kami riset lebih jauh adalah ketika kondisi ban sudah menurun. Masih ada beberapa celah yang bisa dimanfaatkan," klaim Marquez.
Dari rumor yang beredar, banyak yang percaya bahwa Honda menggunakan konfigurasi big bang yang timing pengapiannya ada jeda. Sehingga power motor lebih jinak di putaran bawah. Honda percaya, jika mereka bisa menjaga grip lebih konstan dari awal hingga akhir balapan, maka itu akan memudahkan mereka menyerang di akhir balapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News