Peta jalan pariwisata Indonesia ke depan pun diproyeksikan didukung oleh event selain infrastruktur dan destination development.
“Event internasional seperti MotoGP ini sebenarnya merupakan suatu katalis dari pengembangan destinasi dan memiliki dampak sangat besar untuk pariwisata Indonesia baik dari segi peningkatan traffic wisatawan asing maupun domestik. Juga berdampak terhadap ekonomi. Jadi betapa pentingnya MotoGP ini diselenggarakan di Indonesia karena jutaan pasang mata dari seluruh dunia menonton MotoGP di Indonesia sehingga branding Indonesia di mata dunia sangat luar biasa,” kata Direktur Pemasaran InJourney Maya Watono.
Penyelenggaraan MotoGP di Indonesia ini merupakan inisiasi pemerintah untuk mendukung sustainable improvement in tourism, terutama destinasi Mandalika untuk 5-10 tahun ke depan.
“Tahun ini merupakan yang ketiga kali kita melaksanakan. Banyak sekali improvement. Dulu semua resource support dari asing, semua dibawa dari luar. Tahun ini kita 100 persen sumber daya manusia men-support MotoGP ini dari lokal, Indonesia, terutama dari Lombok. Ini sangat membanggakan sekali,” ucapnya.
Kehadiran MotoGP di Indonesia ini pun turut menyumbang penyediaan lapangan kerja. Maya menyebutkan tercipta 3 ribu lapangan kerja untuk satu kali event.
“Dan ekonomi impact yang dihasilkan sampai Rp5 triliun dari satu kali event. Jadi ini luar biasa berdampak untuk masyarakat daerah karena mendatangkan pekerjaan,” tuturnya.
Maya menyebutkan dampak yang terasa berupa multiplier effect. Bahkan mendapatkan hingga 20 kali lipat dari investasi yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan MotoGP di Tanah Air.
“Selain dampaknya dirasakan masyarakat lokal NTB, juga berdampak terhadap nation branding dan development Mandalika, membawa Indonesia mendunia,” ucapnya.
Baca juga: Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024 Berikan Dampak Ekonomi Besar untuk Negara |
Mengenai kiprah InJourney dalam penyelenggaraan MotoGP di Indonesia ini, Maya menjelaskan InJourney merupakan strategic holding BUMN di bidang pariwisata dan aviasi.
“Jadi kami membawahi enam kluster perusahaan, yaitu airport di bawah kami yang baru-baru ini merger pengelola bandara Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II menjadi Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. Kita me-manage 37 airport seluruh Indonesia. Di bawah kami juga ada InJourney Aviation Services yang me-manage seluruh lini aviasi service di Indonesia. Lalu di bawah kami ada ITDC atau InJourney Tourism Development Corporation. Tugasnya membangun destinasi, salah satunya Mandalika. Destinasi lain yang dikembangkan ITDC yaitu Nusa Dua, Labuan Bajo,” katanya.
Selain itu InJourney juga membawahi InJourney Destination Management yang berfungsi mengatur destinasi terutama yang bersifat heritage untuk negara. Misalnya, Candi Borobudur, Candi Prambanan.
“Kemudian di bawah kami juga ada InJourney Hospitality dengan me-manage 120 hotel BUMN di seluruh Indonesia. Ada juga mega project kami di Sanur, di kawasan ekonomi khusus (KEK). Terakhir, kami membawahi InJourney Retail dengan brand Sarinah,” ucap Maya.
InJourney selaku strategic holding BUMN bertujuan membangun ekosistem pariwisata yang terintegrasi dari hulu ke hilir. “Dengan adanya InJourney, kita me-manage sebagai orchestrator membuat ekosistem pariwisata dari hulu ke hilir yang terintegrasi,” katanya.
Terkait penyelenggaraan MotoGP 2024 di Mandalika, Maya mengungkapkan ada hal berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk pre-event kita akan mengadakan parade riders di Mataram di mana 12 riders akan hadir bersama riders kita. Ini akan menjadi parade pertama di dunia. Kemudian kita ada side event dengan artis-artis nasional. Jadi bakal seru banget nih dalam tiga hari penyelenggaraan,” ujarnya.
Berbicara persiapan yang dilakukan InJourney, Maya bilang sejauh ini sudah 95 persen.
“Kita sudah cukup siap untuk race dengan dukungan SDM lokal yang mumpuni. Soal kolaborasi, kita di-support oleh kementerian/lembaga di antaranya Kemenparekraf, Kemenpora, dan instansi terkait lainnya. Pemerintah pusat berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan pihak swasta untuk menyukseskan karena event ini event negara,” ucapnya.
Dari penyelenggaraan MotoGP 2024 ini InJourney menargetkan mendatangkan lebih dari 100 ribu penonton.
“Ekspektasi kita di 110 ribu selama gelaran MotoGP. Untuk economic impact kita mengharapkan di atas tahun lalu, di atas Rp4,3 triliun. Ekspektasi kami di angka Rp4,5 triliun. Kami juga berharap peningkatan wisatawan asing,” katanya.
Terlebih saat ini bersama Pertamina sedang dibangun Museum MotoGP pertama di dunia yang akan dibuka pada saat dimulainya MotoGP 2024. Kehadiran musem tersebut tentunya akan semakin menambah daya tarik wisatawan selain keunggulan Sirkuit Mandalika yang dikenal sebagai salah satu terbaik di dunia.
“Saya rasa untuk para pecinta otomotif ini sesuatu yang membanggakan. Di musem itu akan ada memorabilia sejak MotoGP pertama, ada merchandise store,” ucap Maya.
Dari sisi para pembalap asing yang akan adu balap di MotoGP 2024, Maya mengatakan mereka sangat antusias datang ke Indonesia.
“Honestly mereka sangat suka berlibur di Indonesia. Mereka kelihatan senang race di Indonesia karena setelah itu bisa berlibur. Kalau dilihat dari MotoGP sebelumnya, mereka overstay di Lombok, Bali, di berbagai lokasi lainnya di Indonesia. Mereka antusias dan happy sekali,” tuturnya.
Maya berharap dengan kepuasan dan kecintaan para pembalap terhadap destinasi wisata di Indonesia akan membawa citra positif di mata dunia.
“Harapannya kita bisa viral ke seluruh dunia. Ini bisa membawa image Indonesia yang terbaik untuk dunia,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News