Menurutnya, di sini bukan pembuktian siapa pembalap yang paling agresif. Toh buktinya beberapa pembalap yang bersikap agresif di sana malah berakhir di gravel. Marc Marquez hingga Jack Miller menjadi contoh paling nyata. Menurutnya ini bukan momentum tepat untuk memaksakan meraih suatu posisi jika kondisinya tak memungkinkan.
Pembalap asal Italia ini menegaskan, bahwa dari luar memang terlihat gampang untuk mengomentari performanya. Tapi itu sangat tidak mudah, karena masalah yang Ia alami persis sama dengan masalah yang dialami oleh duo pembalap Yamaha. Yaitu kehilangan grip belakang dari lap ke lap seiring dengan temperatur sirkuit yang menurun drastis.
"Orang melihat dari luar, memang gampang. Tapi saya sudah berupaya yang terbaik dan finish di urutan keempat adalah yang terbaik bagi kami. Cara kami menjalani balapan ini cukup baik, mengingat dalam kondisi seperti ini di seri-seri lain, saya malah tak mampu tampil bagus. Bagian yang menurutku cukup kuat adalah di zona pengereman dan trek lurus. Perkiraanku cukup akurat dan Ini sangat membantu bertarung meraih posisi finish di podium," ujar Dovi.
"Sayangnya di akhir balapan, grip bagian belakang terasa semakin buruk. Sehingga membuatku harus menahan ambisiku untuk tampil lebih agresif. Kami bersyukur, karena jika dibandingkan dengan tahun lalu, kini kami bisa tampil lebih baik."
Menjelang laga di Malaysia, Dovizioso yakin bahwa Ia bisa tampil lebih baik di sana. Tapi performanya baru akan terlihat nyata ketika menjalani dua sesi latihan hari pertama Jumat (28/10/2016) mendatang. Aspal dan profil sirkuit yang sedikit mengalami perubahan, membuatnya tampak lebih optimis di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News