Trofi ini buka sekadar trofi biasa karena mengandung makna dan filosofi mendalam sebagai karya seni yang menggabungkan budaya Sasak, keindahan alam Mandalika, dan semangat modernitas Indonesia.
“Piala ini lebih dari simbol kemenangan. Ini karya seni yang menyatukan tradisi, budaya, dan semangat modernitas Indonesia," kata Direktur Utama MGPA, Prianshi Satria.
Trofi yang dibuat oleh Sweda, pengrajin perak asal Yogyakarta, mengusung motif khas Suku Sasak dan elemen budaya Lombok seperti motif 'T Pattern', 'Subahnale', batu alam Lombok, hingga inspirasi bentuk gendang beleq. Material aluminium dan resin berkualitas tinggi menjadi simbol kekuatan dan fleksibilitas yang mencerminkan perjuangan para pembalap.
| Baca juga: Fermin Aldeguer Juarai GP Mandalika 2025 |
Sweda dipilih karena mampu menghadirkan karya yang autentik dan presisi, sekaligus mewakili filosofi Indonesia dalam balap MotoGP internasional.
.jpeg)
Setiap elemen desain piala mengandung makna mendalam. Motif Sasak dan pola Mandalika Circuit menggambarkan keterikatan antara masyarakat lokal dan dunia balap internasional. Batu alam Lombok di dasar trofi menegaskan akar bumi Nusantara sebagai fondasi pencapaian besar.
Bentuk melingkar merefleksikan siklus kehidupan dan perjuangan tanpa akhir, layaknya perjalanan pembalap yang terus mengejar kesempurnaan di setiap lap. Di atas semuanya, piala ini adalah perayaan kehidupan dan kemenangan, sebagaimana semangat masyarakat Lombok yang selalu menyambut pencapaian dengan sukacita dan rasa syukur.
Melalui piala sarat makna ini, Indonesia menegaskan diri bukan hanya sebagai tuan rumah MotoGP spektakuler, tetapi juga sebagai bangsa kaya seni, budaya, dan identitas, yang mampu menyampaikan pesan universal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
