Hal ini dicetuskan setelah rentetan kecelakaan tragis pembalap-pembalap kelas junior musim ini. Mereka terjatuh dan ditabrak oleh pembalap di belakangnya.
Maka dari itu, FIM telah mengubah berbagai regulasi keselamatan baru yang meliputi tiga aspek di MotoGP, mulai dari jumlah entri list dan batas umur, peralatan pembalap, dan komunikasi.
Saat regulasi pengurangan jumlah grid dan peningkatan batas usia cukup jelas, peningkatan peralatan pembalap sayangnya tidak bisa sepenuhnya melindungi dari benturan langsung ke motor dengan kecepatan tinggi.
Upaya terbaik yang mungkin dapat dilakukan dalam situasi seperti itu adalah mencoba dan memperingatkan pembalap di belakang sesegera mungkin, meningkatkan peluang mereka untuk mengelak dari kompetitornya yang terjatuh di depan.
Selain tragedi pada kelas junior, kecelakaan fatal juga terjadi di kelas utama MotoGP di seri MotoGP Styria 2021.
Ketika balapan baru berlangsung tiga lap, Pedrosa terjatuh di Tikungan 3 dan motornya dilindas Savadori. Tabrakan yang tak terhindarkan itu juga membuat kedua motor terbakar karena terdapat kerusakan tangki bahan bakar.
Bendera merah dikibarkan dan para petugas berusaha memadamkan api untuk membersihkan trek dari serpihan tabrakan. Dengan begitu, balapan pun terpaksa dihentikan sementara dan para pembalap dipersilakan kembali ke garasi masing-masing.
Saat ini, sistem peringatan masih sangat bergantung pada pembalap yang mengamati insiden di depan atau melihat bendera kuning dan papan sinyal berkedip dari petugas terdekat.
Tetapi target barunya adalah menciptakan sistem peringatan otomatis yang instan untuk semua pembalap/sepeda motor yang membuntuti. Uji coba teknologi ini rencananya akan dimulai pada awal musim 2022.
Dilansir dari Crash, teknologi baru ini mungkin tidak akan membantu dalam setiap situasi, namun paling tidak sistem ini bisa memberikan peringatan ekstra penting selama 0,5 detik hingga 5 detik bagi pembalap di belakang yang mungkin tidak dapat melihat insiden di depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News