Mengapa disebut klasik? Karena rivalitas antara dua raksasa Spanyol ini selalu sengit dan sudah berusia lebih dari satu abad. Duel Madrid vs Barcelona bukan hanya pertandingan yang paling banyak ditonton di Spanyol, tetapi juga rata-rata penontonnya lebih dari 500 juta penonton di seluruh dunia. Itu karena kedua tim punya basis penggemar yang sangat luar biasa di seluruh dunia.
Karena besarnya popularitas dan fanatisme pendukung, tentunya tekanan yang dipikul para pemain yang berlaga di El Clasico tidak terbayangkan. Lalu, bayangkan tekanan yang akan diterima seorang pemain ketika ia memutuskan pindah dari Real Madrid ke Barcelona atau sebaliknya?
Pastinya akan sangat besar. Si pemain harus siap secara fisik dan mental untuk menerima "teror" dari penonton sepanjang pertandingan. Belum lagi perlakuan yang akan mereka terima di luar lapangan. Setiap pemain yang memutuskan membelot dari Madrid ke Barca atau sebaliknya harus siap mendengar cemoohan saat berada di jalan, atau media sosialnya diserang.
Kendati punya konsekuensi besar, namun ada pemain yang berani melakukan hal tersebut. Parahnya lagi, mereka yang melakukan ini berstatus pemain bintang alias superstar.
Ada yang melakukannya secara langsung, maksudnya dari Madrid pindah ke Barcelona atau sebaliknya. Tapi ada juga yang memilih berkarier dulu di klub lain sebelum akhirnya membelot ke klub rival.
Berikut 5 Pemain bintang atau superstar yang pernah mengenakan jersey Barcelona dan Real Madrid dalam kariernya:
5. Luis Enrique (Real Madrid 1991 -- 1996), (Barcelona 1996 -- 2004)
Luis Enrique sempat membuat fan Real Madrid senewen ketika melihatnya berkostum Barcelona, sesaat setelah dirinya meninggalkan Real Madrid. Pengkhianatan itu terjadi pada 1996.Sebelum membelot ke Barcelona, Enrique sempat lima tahun mengabdi untuk Real Madrid yakni pada 1991 -- 1996. Sayangnya, karier Enrique di Santiago Bernabeu tidak terlalu mulus, ia hanya mengemas 15 gol dari 157 laga.
Tak hanya kurangnya mendapat kepercayaan dari pelatih, Enrique juga sempat bermasalah dengan manajemen El Real yang tidak memberikannya perpanjangan kontrak di akhir musim 1995 -- 1996. Hal inilah yang kemudian memicunya untuk "balas dendam" dengan bergabung ke Barcelona.
Dan benar saja, ia sukses membuat manajemen dan fan Real Madrid senewen karena kariernya justru meroket bersama Barcelona. Enrique menghabiskan delapan musim di Camp Nou (1996 -- 2004) dimana ia memainkan 300 laga dan 109 gol.
Jika di Madrid Enrique hanya mendapatkan tiga gelar juara, di Barcelona ia sukses meraih tujuh trofi juara. Termasuk dua trofi La Liga dan Piala Winners 1996 -- 1997 dan serta Piala Super Eropa 1997.
Atmosfer El Clasico tidak hanya dialaminya sebagai pemain, Enrique juga merasakan panasnya laga klasik tersebut sebagai pelatih. Eks pelatih Timnas Spanyol itu menjadi pelatih Barcelona pada 2014 hingga 2017, dan membantu Barca menaklukkan Madrid dalam perburuan titel La Liga 2014 -- 2015 dan 2015 -- 2016 serta Liga Champions musim 2014 -- 2015.
4. Javier Saviola (Barcelona 2001 -- 2007), (Real Madrid 2007 -- 2009)
Javier Saviola didatangkan Barcelona dari River Plate pada 2001. Ia sempat lima musim di Barca (2001 -- 2006) sebelum akhirnya memutuskan membelot ke sang rival Real Madrid (2007 -- 2009).Datang ke Camp Nou dengan usia yang relatif muda, 20 tahun, Saviola langsung dapat kepercayaan dan jadi pilihan utama di lini depan Barca pada tiga musim pertamanya. Sayangnya, setelah itu ia mulai tergusur oleh Ronaldinho, Samuel Eto'o, Henrik Larsson dan Lionel Messi yang mulai menunjukkan sinarnya di bawah arahan Frank Rijkaard.
Saviola kemudian menjalani musim 2004 -- 2005 dan 2005 -- 2006 sebagai pemain pinjaman di AS Monaco dan Sevilla. Ia sempat kembali ke Camp Nou pada musim 2006 -- 2007 namun tak banyak mendapat kesempatan bermain. Salah satunya karena faktor cedera. Selama kariernya di Barcelona, Saviola mengemas 70 gol dari 168 laga.
Jelang musim 2007 -- 2008, Saviola membuat keputusan mengejutkan dengan menandatangani kontrak dengan Real Madrid. Akan tetapi, kepindahan Saviola ke klub rival kala itu tidak terlalu membuat pendukung Barca kecewa.
Selain karena Barca saat itu memiliki barisan pemain depan yang hebat, Saviola juga gagal menunjukkan performa cemerlang di Bernabeu. Dalam dua musim kariernya bersama Los Blancos, Saviola justru lebih banyak menghabiskan waktu di ruang pemulihan cedera. Ia hanya main 12 kali dan mencetak dua gol, lalu kemudian dibuang Madrid ke Benfica.
3. Samuel Eto'o (Real Madrid 1997 -- 2000), (Barcelona 2004 -- 2009)
Samuel Eto'o mungkin jadi penyesalan terbesar Real Madrid dalam konteks perpindahan pemain di El Clasico. Dibina oleh akademi Real Madrid, Eto'o justru bersinar bersama klub rival Barcelona.Eto'o adalah pemain binaan akademi Real Madrid sejak 1997. Ia sempat masuk ke tim utama El Real pada musim 1998 -- 1999. Namun, bakatnya tidak pernah terasah lantaran ia tak mampu bersaing dengan nama-nama besar seperti Raul Gonzalez, Predrag Mijatovic, Fernando Morientes dan Davor Suker di lini serang Los Blancos.
Satu musim setengah di Madrid, Eto'o hanya tujuh kali mendapatkan kesempatan bermain, tanpa mampu mencetak gol. Akhirnya setelah menjalani setengah musim sebagai pemain pinjaman di Mallorca (mencetak 6 gol), Eto'o kemudian dilepas permanen ke Mallorca.
Keputusan Madrid melepas Eto'o terbukti salah. Ia justru terus menunjukkan potensi besarnya bersama Mallorca hingga akhirnya sang rival Barcelona meminang Eto'o pada 2004.
Manajemen Madrid dan pendukungnya makin dibuat gigit jari, lantaran karier Eto'o justru semakin meroket di Camp Nou. Selama 5 tahun di Camp Nou, Eto'o menorehkan catatan impresif, yakni mencetak 130 gol dalam 199 laga. Ia juga jadi salah satu ujung tombak Barca saat meraih treble winners pada 2008 -- 2009.
Eto'o mendapat julukan "Singa Kamerun" dan jadi salah satu pemain yang paling dicintai oleh para penggemar Barca, meski mereka semua tahu darimana ia berasal. Eto'o sudah dianggap seperti pemain asli Barcelona oleh para pendukungnya.
2. Ronaldo Luiz Nazario de Lima (Barcelona 1996 -- 1997), (Real Madrid 2002 -- 2007)
Ronaldo Luiz Nazario de Lima hanya menghabiskan satu musim di Barcelona, dimana ia mencetak 47 gol dalam 49 pertandingan. Namun, musim itu sangat berkesan buat fans Barca, karena di akhir musim Ronaldo tercatat sebagai pemain termuda yang pernah memenangkan gelar Pemain Terbaik Dunia pada usia 20 tahun.Barcelona sejatinya ingin mempertahankan Ronaldo pada saat itu, namun karena adanya kesalahan komunikasi dalam pembicaraan kontrak baru, Ronaldo akhirnya terbang ke Italia bersama Inter Milan dan menghabiskan lima tahun di Giuseppe Meazza.
Setelah mengalami insiden tragis (cedera parah) pada musim 1999 -- 2000 yang membuatnya absen selama hampir dua musim, Ronaldo akhirnya memutuskan kembali ke Spanyol. Sayangnya, bukan kembali memperkuat Barca, ia justru memilih klub rival, Real Madrid.
Bergabung pada 2002, Ronaldo menghabiskan 5 tahun kariernya di Madrid. Selama periode tersebut, Il Phenomenon membuat fan Barca kesal karena dua kali membantu Madrid juara La Liga (2002 -- 2003 dan 2006 -- 2007). Selama berkostum Madrid, Ronaldo memainkan 177 laga dan mengemas 104 gol.
1. Luis Figo (Barcelona 1995 -- 2000), (Real Madrid 2000 -- 2005)
Luis Figo pantas berada di urutan pertama dalam daftar ini. Dia adalah pemain yang paling membuat pendukung Barcelona sakit hati dengan keputusan kontroversinya, membelot ke Real Madrid pada tahun 2000.Kepindahan Figo ke Madrid pada tahun tersebut mendapat atensi besar dari publik sepak bola dunia. Gelandang elegan asal Portugal itu berani membelot langsung dari Barcelona dan merapat ke Real Madrid demi sebuah rekor transfer termahal dunia saat itu, yakni 54 juta euro.
Fan Barcelona sangat kecewa dengan keputusan Figo yang sebelumnya sangat mereka elu-elukan. Selama 5 tahun memperkuat Barca, Figo adalah pemain kesayangan fans. Dia memainkan 249 laga dan mencetak 45 gol.
Figo seketika jadi musuh utama publik Barca. Ia dicap mata duitan dan pemain bayaran. Saat Figo dan Madrid pertama kali berkunjung ke Camp Nou, seisi stadion kompak mencemooh Figo. Ia bahkan sampai tidak berani mengambil tendangan pojok, tugas yang biasa dilakoninya.
Kebencian fan Barca tidak berhenti di situ. Momen yang mungkin tidak akan pernah dilupakan Figo terjadi pada 23 November 2002 saat ia melakukan kunjungan keduanya ke Camp Nou. Tak hanya cemoohan, kali ini Figo mendapat hadiah "kepala babi" dari fans Barca yang melemparnya ke dalam lapangan.
Hingga kini, setelah Figo meninggalkan Madrid dan bergabung ke Inter Milan, fan Barca masih belum bisa melupakan pengkhiatan itu. Mereka bahkan tak lagi menganggap Figo sebagai salah satu legenda mereka.
Terlepas dari keputusan kontroversinya, Figo meraih sukses dalam kariernya di Madrid. Selain bermain dengan nama-nama besar seperti Zinedine Zidane, David Beckham dan Ronaldo, Figo juga sukses memenangkan La Liga dan Piala Super Spanyol dua kali dan Liga Champions, Piala Super UEFA dan Piala Interkontinental masing-masing satu kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id