Sudah banyak pemain-pemain berkualitas yang sudah dimiliki Bayern pada setiap generasi. Dimulai dari Lothar Matthaus, Michael Ballack, Philipp Lahm, Thomas Mueller, Arjen Robben, hingga Robert Lewandowski.
Contoh saja Mueller. Ia menjadi salah satu pemain hebat sepanjang sejarah Muenchen. Bagaimana tidak. Penyerang asal Jerman tersebut sudah memberikan 21 gelar untuk The Bavarians. Pencapaian terbaiknya adalah pada musim 2012--2013. Dalam periode itu, Mueller sukses membawa Muenchen meraih treble.
Toh, Muenchen bukan tim sempurna. Di balik keberhasilan itu, mereka juga punya kegagalan saat mengembangkan talenta pemain.
Hingga akhirnya, beberapa di antara mereka yang gagal harus terdepak dan berkarier di klub lain. Menariknya, pemain-pemain 'terbuang' itu justru berkembang dan tampil impresif ketika bermain di klub-klub lain.
Setidaknya ada lima pemain terbuang Muenchen yang sukses di klub lain menurut analisis Squawka. Berikut ini analisisnya yang sudah dirangkum Medcom.id:
1. Xherdan Shaqiri

(AFP/Paul Ellis)
Shaqiri mengawali kariernya dengan bergabung di FC Basel. Bersama Basel, winger asal Swiss tersebut sukses menunjukkan performa impresif.
Salah satu performa terbaiknya adalah ketika melawan Manchester United di Liga Champions pada 2011. Saat itu, ia mampu membantu Basel menyingkirkan United dengan skor 2-1 berkat gol-golnya.
Performa impresif Shaqiri menyita perhatian sejumlah klub Eropa. Bayern adalah salah satunya. Mereka akhirnya merekrut Shaqiri pada bursa transfer musim panas 2012.
Keputusan pindah ke Bayern ternyata tak membuat karier Shaqiri cemerlang. Ia justru kesulitan mendapatkan tempat utama di Die Roten. Total, Shaqiri hanya mampu menyumbang 17 gol dari 81 penampilannya di seluruh kompetisi selama dua setengah musim.
Setelah itu, Bayern memutuskan untuk melepas Shaqiri di Inter Milan pada bursa transfer musim panas 2014. Namun, kebersamaan Shaqiri juga tak berlangsung lama. Ia hanya menghabiskan semusim bersama I Nerazzurri sebelum akhirnya bergabung dengan Stoke City pada musim selanjutnya.
Putusan Shaqiri pindah ke Stoke terbilang tepat. Buktinya, ia sukses mendapat banyak kesempatan bermain dan tampil impresif bersama The Potters.
Berkat penampilan impresif di Stoke, Shaqiri menarik minat klub raksasa Liga Primer Inggris, Liverpool. Kemudian, The Reds memboyong Shaqiri pada bursa transfer musim panas 2018. Bersama Liverpool, Shaqiri sukses memberikan kontribusi yang oke. Meski jarang bermain reguler, ia kerap menjadi pembeda buat The Reds. Jika ditotal, Shaqiri menyumbang tujuh gol dari 40 penampilannya di seluruh kompetisi.
Sejauh ini, Shaqiri juga mampu meraih tiga gelar untuk Liverpool. Di antaranya adalah satu gelar Liga Champions, satu gelar Piala Super Eropa, dan satu gelar Piala Dunia Antarklub.
2. Lukas Podolski
Podolski bergabung dengan Bayern Muenchen pada bursa transfer musim panas 2006--2007. Ia diboyong Die Roten setelah tampil oke bersama FC Koeln. Bersama Koeln, ia mampu mengoleksi 51 gol dari 85 penampilannya di seluruh kompetisi.
Namun, prestasi itu justru tak bisa ditunjukkan Podolski ketika memperkuat Bayern. Selama tiga musim berseragam Die Roten, Podolski hanya mampu menciptakan 26 gol dari 106 penampilan di seluruh kompetisi.

(AFP/John Macdougall)
Situasi sulit itu tampaknya membuat Podolksi frustrasi di Bayern. Ia pun memutuskan hengkang dan kembali bergabung dengan Koeln pada 2009.
Keterpurukan di Muenchen cukup memengaruhi mental Podolski. Buktinya, pemain asal Jerman itu tampil buruk saat kembali ke Koeln. Pada musim perdana periode keduanya di Koeln, ia hanya menciptakan tiga gol dari 31 penampilan.
Podolski akhirnya bangkit. Pada musim kedua dan ketiga bersama Koeln, ia mampu mencetak 32 gol dari 65 penampilannya di seluru kompetisi.
Performa ciamik di Koeln membuat Podolski kembali naik daun dan menyita perhatian klub-klub besar di Eropa. Salah satunya adalah Arsenal. Kemudian, The Gunners memboyong Podolski pada 2012.
Bersama Arsenal, Podolski sukses mencetak 31 gol dari 82 penampilannya di seluruh kompetisi. Ia juga mampu membantu The Gunners meraih gelar Piala FA 2013--2014.Setelah itu, Podolski melanglang buana ke beberapa klub seperti Inter Milan, Galatasaray, Vissel Kobe, dan Antalyaspor.
3. Miroslav Klose

(AFP/Christof Stache)
Klose pernah memperkuat Bayern selama empat musim. Ia diboyong pada bursa transfer musim panas 2007.
Dua musim pertama, Klose bersama Bayern berjalan sangat mulus. Ia mampu menyumbang 40 gol untuk The Bavarians.
Namun, peruntungan Klose mendadak berubah ketika menjalani musim ketiga dan musim keempat di Bayern. Secara mengejutkan, ia hanya menciptakan 12 gol untuk Bayern.
Tampil buruk pada dua musim terakhir, Muenchen memutuskan mendepak Klose pada 2011. Mantan striker timnas Jerman itu pindah ke Lazio saat itu.
Karier Klose kembali naik setelah pindah ke Lazio. Selama lima musim, ia sukses mencetak 63 gol di seluruh kompetisi.
4. Mats Hummels

(AFP/Christof Stache)
Bagaikan air dengan minyak. Peribahasa tepat untuk Mats Hummels dengan Bayern Muenchen.
Hummels sejatinya bergabung dengan Bayern sebanyak dua kali. Namun, ia kerap mental dan hengkang dari Die Roten.
Periode pertama Hummels bersama Muenchen terjadi pada 2005 hingga 2007. Kala itu, ia merupakan pemain tim muda Bayern. Namun, Hummels kesulitan bersaing untuk mendapatkan promosi di tim utama. Hingga akhirnya, Hummels dipinjamkan Bayern ke Dortmund pada musim 2007--2008.
Dibuang Die Roten tak membuat Hummels berkecil hati. Ia justru sukses menunjukkan kualitasnya bersama Dortmund. Selama sembilan musim berseragam Die Borussen, ia membuat 309 penampilan di seluruh kompetisi.
Tak hanya itu. Hummels juga sukses membantu Dortmund meraih empat gelar untuk Dortmund. Dua di antaranya adalah gelar Bundesliga 1 Jerman. Kemudian, ia juga sukses mengantarkan Dormund menjadi runner-up Liga Champions 2012--2013.
Kehebatan Hummels di Dortmund membuat Bayern kepincut. Mereka akhirnya kembali mendatangkan Hummels pada bursa transfer musim panas 2016.
Dua musim pertama, Hummels berjalan mulus dengan Bayern. Sebanyak enam gelar dan 83 penampilan didapatnya di Bavarians menjadi buktinya.
Namun, keharmonisan Hummels dan Bayern mendadak luntur ketika memasuki musim ketiga. Hummels mulai kehilangan tempat utama sebelum akhirnya didepak kembali ke Dortmund pada bursa transfer musim panas 2019.
5. Emre Can
Can merupakan salah satu jebolan akademi Bayern. Berkat performa apik di tim muda, ia berhasil dipromosikan ke tim utama pada 2012. Namun, gelandang asal Jerman itu gagal mendapat tempat utama di Bayern. Total, ia membuat tujuh penampilan bersama Die Roten.
Can akhirnya pindah ke Bayer Leverkusen pada 2013. Klub yang sukses membuat kariernya meroket setelah mendapat kesempatan tampil sebanyak 39 kali di seluruh kompetisi.
Performa Can di Leverkusen ternyata dipantau salah satu klub top di Liga Primer Inggris, Liverpool. Mereka memutuskan untuk memboyong Can pada 2014.

(AFP/Christof Stache)
Karier Can semakin meroket ketika berseragam Liverpool. Sebanyak 166 penampilan dibuatnya selama empat musim memperkuat The Reds.
Hanya saja, Can tidak pernah memberikan gelar untuk Liverpool. Pencapaian terbaiknya adalah membawa The Reds menjadi runner-up Liga Champions 2017--2018.
Can mencoba untuk melanjutkan karier bersama Juventus pada bursa transfer musim panas 2018. Ia pun terbilang sukses menjalani musim perdana bersama I Bianconeri. Bagaimana tidak. Can membuat 37 penampilan dan meraih dua gelar di Juventus.
Namun, keharmonisan Can bersama Juventus mendadak retak seiring kedatangan pelatih anyar Maurizio Sarri. Di bawah kepelatihan Sarri, ia hanya diberi kesempatan tampil delapan kali. Situasi ini membuat Can tak betah lagi tinggal di Juventus. Lalu, ia memutuskan pisah jalan dan bergabung dengan Borussia Dortmund pada bursa transfer Januari 2020.
Video: LaLiga Berlanjut, Berikut Jadwal Pertandingan di Pekan Ke-28
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id