Bologna mengalahkan AC Milan dengan skor 1-0 pada final Coppa Italia di Stadion Olimpico, Roma, Kamis (15/5) dini hari. Gol tunggal berhasil dicetak Dan Ndoye pada menit ke-53.
Raihan ini menjadi trofi Coppa Italia ketiga bagi Bologna, sekaligus mengakhiri penantian panjang klub selama 51 tahun. Gelar tersebut terlihat sangat spesial bagi Bologna, pasalnya klub tersebut cukup diragukan melangkah lebih jauh dalam musim ini.
Kesulitan tersebut dimulai dari kehilangan sang pelatih yang membawa mereka berhasil finish di posisi empat besar musim lalu. Sang juru taktik, Thiago Motta, digaet Juventus. Sedangkan striker Joshua Zirkzee dan Ricardo Calafiori hengkang ke Liga Inggris.
Kehadiran Vincenzo Italiano yang cabut dari Fiorentina usai kegagalan pada dua final Conference League secara beruntun, awalnya tidak berjalan dengan baik.
Vincenzio sempat berada dalam fase penuh tekanan usai Bologna hanya meraih sekali kemenangan dalam delapan laga awal. Kemenangan 2-1 atas Milan pada pekan kesembilan menjadi awal kebangkitan Bologna untuk melangkah lebih baik lagi.
Perlahan tapi pasti, Bologna menunjukan ketajamannya dengan naik ke posisi tujuh dan bertahan sampai laga Serie A menyisakan dua pekan lagi. Bologna bahkan sempat berada di posisi empat besar selama empat pekan.
Walaupun kini berada di posisi ketujuh, Bologna masih memiliki kesempatan berada di empat besar karena hanya berjarak dua angka dari Juventus yang bertengger di posisi tersebut.
Melansir Football-Italia, penyerang Bologna Santiago Castro mengungkapkan rasa bangganya terhadap trofi yang sudah dicapainya bersama Bologna.
“Secara keseluruhan, ini adalah kompetisi Coppa Italia yang hebat, dan performa yang hebat malam ini. Di awal musim hanya sedikit yang mengira kami akan sampai di sini, karena banyak pemain hebat yang hengkang, tetapi kami membuktikan bahwa tim ini adalah keluarga dan kami memecahkan rekor.”
“Sekarang kami ingin terus maju dan masuk ke Liga Champions juga,” tegas Castro. (Victor Rodam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News