Roman Abramovich (Foto: AFP/Carl Court)
Roman Abramovich (Foto: AFP/Carl Court)

Diduga Diracun Senjata Kimia, Bagaimana Kondisi Roman Abramovich?

Patrick Pinaria • 29 Maret 2022 17:40
Jakarta: Roman Abramovich menjadi negosiator untuk membantu merundingkan pengakhiran invasi Rusia ke Ukraina. Pahitnya, pemilik Chelsea itu malah dikabarkan diracun ketika menghadiri perundingan tersebut.
 
Acara perundingan tersebut digelar di Kiev pada Rabu, 3 Maret 2022. Abramovich yang bersedia menjadi negosiator mengalami keracunan usai acara.
 
Bukan hanya Abramovich yang jadi korban keracunan. Menurut laporan Wall Street Journal dan outlet investigasi Bellingcat yang dikutip Reuters pada Selasa, 29 Maret 2022, dua juru runding Ukraina juga terkena racun.

Gejala yang dialami mereka pun terbilang aneh. Dimulai dari mata merah, keluar air mata terus menerus dan terus menyakitkan, hingga kulit wajah dan tangan mengelupas. 
 
Namun, hal ini tak membuat semangat Abramovich luntur. Dikutip dari Wall Street Journal, Abramovich dan dua perunding Ukraina sudah membaik dan nyawanya tak lagi dalam bahaya.
 
Adapun sumber atau asal racun belum diketahui pasti. Namun, kelompok jurnalisme investigasi asal Belanda, Bellingcat melaporkan ada upaya peracunan dengan menggunakan jenis senjata kimia terhadap Abramovich.
 
Baca: Diduga Diracun, Ini Gejala yang Dialami Abramovich 
 
Para pakar juga mengatakan dosis dan jenis racun yang digunakan bukan untuk merenggut nyawa manusia. Mereka menilai racun ini diberikan seolah-olah untuk menakut-nakuti para korban dan tidak memiliki dampak permanen.
 
Sementara itu, Abramovich dan dua perunding Ukraina mencoba menjelaskan bagaimana mereka bisa mengalami gejala tersebut. Dilansir dari Bellingcat, mereka menceritakan mengonsumsi air dan cokelat beberapa jam sebelum perundingan dimulai. 
 
Usai acara, ketiganya mengalami gejala. Anehnya, hal ini tidak dirasakan peserta lainnya yang juga mengonsumsi air dan cokelat dalam acara tersebut.
 
Sebelumnya, Abramovich bersedia untuk membantu perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Kremlin menyebut bos Chelsea itu menjadi pintu pembuka perundingan perdamaian kedua negara tersebut.
 
Akan tetapi, prosesnya kini berada di tangan tim perunding kedua belah pihak. Kedua belah pihak akan bertemu di Istanbul pada Selasa untuk pembicaraan damai tatap muka pertama dalam lebih dari dua pekan.
 
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga melontarkan harapan besar agar negaranya dan Rusia bisa mengambil kesepakatan gencatan senjata dalam perundingan ini. Tetapi, pemerintah Ukraina tak mau melewati garis merah bahwa mereka tidak akan menyerahkan tanah atau kedaulatan apa pun kepada Rusia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PAT)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan