Tiga penggawa timnas Inggris yang menjadi korban pelecehan rasial adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka. Mereka jadi incaran karena gagal mencetak gol saat adu penalti yang berkesudahan dengan skor 3-2 untuk kemenangan Italia.
Aksi rasis di dunia maya itu langsung dikecam secara luas dan pemerintah Inggris pun berjanji bakal menindak perusahaan-perusahaan media sosial terkait yang tidak segera menghapus komentar-komentar para pelaku pelecehan rasial.
"Kami bekerja sangat dekat dengan platform media sosial yang menyediakan data yang kami butuhkan untuk memajukan penyelidikan," kata Kepala Polisi Mark Roberts seperti dikutip Reuters.
"Bila kami mengidentifikasi bahwa Anda berada di balik kejahatan ini, kami akan melacak Anda dan Anda akan menghadapi konsekuensi serius dari tindakan memalukan itu," tambahnya.
Meski sudah menangkap empat orang, investigasi kejahatan rasial masih terus berlanjut dan polisi telah mengajukan puluhan aplikasi data ke semua perusahaan teknologi terkait.
Para pemain Inggris sejatinya sudah menunjukkan rasa kepedulian terhadap kasus rasialisme dengan melakukan aksi berlutut sebelum pertandingan mulai. Tapi saat itu, mereka malah dicemooh sejumlah suporter.
Polisi juga mengatakan, telah terjadi 897 insiden terkait sepak bola pada sebelum maupun sesudah laga final Euro 2020. Kemudian, mereka sempat melakukan 264 penangkapan dalam kurun waktu 24 jam. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News