The Reds kalah 0-1 di laga ini. Gol kemenangan Plymouth dicetak Ryan Hardie melalui penalti pada menit ke-53.
Berikut ini beberapa fakta menarik Liverpool tersingkir dari Piala FA:
1. Misi 4 gelar gagal
Liverpool harus melepas mimpi mereka untuk meraih empat gelar di musim ini. Sebelumnya, kedigdayaan Liverpool di semua ajang membuat klub asuhan Arne Slot dianggap mampu menyapu bersih semua gelar di kompetisi.
Setelah gagal di Piala FA, the Reds masih memiliki kans menyabet gelar juara di tiga kompetisi lainnya. Di ajang Piala Liga, mereka sudah memastikan diri ke final menantang Newcastle. Lalu di Premier League, Liverpool masih perkasa di puncak klasemen.
Begitupun dengan Liga Champions, meski kompetisi masih panjang, Liverpool menjadi kandidat kuat juara usai lolos 16 besar dengan status peringkat teratas.
Baca juga: Liverpool Takluk dari Juru Kunci Divisi Championship |
2. Liverpool disingkirkan klub juru kunci Divisi Championship
Menariknya, perjalanan Liverpool di Piala FA justru terhenti oleh klub yang saat ini sedang menempati posisi juru kunci di Divisi Championship alias kasta kedua Liga Inggris.
Hasil ini juga membuktikan tradisi 'giant killing' di Piala FA tidak pernah berakhir. Ajang ini memang kerap menghadirkan momen saat klub-klub besar bisa ditumbangkan oleh tim kecil kasta bawah sekalipun.
3. Liverpool turunkan pemain pelapis hingga debutan
Di laga kontra Plymouth, Arne Slot melakukan banyak perubahan dengan memainkan kombinasi pemain pelapis dan pemain akademi yang tampil sebagai debutan. Tak ada Mohamed Salah di bangku cadangan, begitu pula Virgil van Dijk, Alexis Mac Allister, Ibrahima Konate, Dominik Szoboszlai, Cody Gakpo, dan Ryan Gravenberch.
Adapun beberapa pemain reguler yang diikutsertakan hanya Luis Diaz dan Diogo Jota, serta Darwin Nunez yang masuk di babak kedua. Slot bahkan memainkan pemain debutan Isaac Mabaya dan Trent Kone-Doherty bersama pemain muda lainnya.
4. Komentar santai Arne Slot
Usai tersingkir dari Piala FA, Arne Slot menanggapi santai. Menurutnya, anak asuhnya sudah berjuang untuk menampilkan yang terbaik. Bahkan dari statistik pertandingan, pasukan muda Liverpool tetap memainkan gaya menyerang sedangkan lawan mereka hanya fokus bertahan.
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa tim tidak berjuang, kedua tim nyaris menciptakan peluang dan kemudian terjadi penalti. Dalam pertandingan seperti ini, semuanya tergantung pada satu momen. Momen itu untuk mereka dan mereka pantas mendapatkannya," kata Slot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News