"Sebanyak 62,5 persen setuju PSSI menyelenggarakan KLB untuk mengganti ketua umum. Lalu, sebanyak 52,5 persen tidak setuju jika PSSI dibekukan," ujar peneliti Polling Institute Muhamad Akib, dalam pemaparan hasil survei bertajuk "Suksesi dan Kinerja PSSI: Persepsi dan Evaluasi Publik" yang diikuti secara daring, Rabu (23/11/2022).
Responden yang dipilih Polling Institute adalah yang orang-orang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan berlokasi di seluruh provinsi di Indonesia. Kemudian menurut Akib, keinginan masyakarat agar PSSI mempercepat KLB dan mengganti jajaran petingginya timbul dari keresahan akibat peristiwa berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Hasil survei Polling Institute juga menunjukkan sebanyak 7,9 persen responden menganggap PSSI harus ikut bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan. Namun, jumlah tersebut lebih kecil dari 36,9 persen responden yang menganggap aparat kepolisian harus bertanggung jawab atas insiden menewaskan 135 orang itu.

Sementara itu, soal 52,5 persen responden yang tidak setuju PSSI dibekukan, Muhamad Akib menyebut bahwa itu kemungkinan terjadi karena masyarakat menyadari bahwa situasi dapat mengakibatkan seluruh kompetisi, termasuk liga, dan kegiatan sepak bola nasional terhenti.
Satu lagi yang dipaparkan dalam hasil survei, ternyata didapati sebanyak 44,6 persen responden yang menilai cukup puas dan 6,4 persen sangat puas dengan kinerja PSSI selama ini. Lalu, yang kurang puas hanya 28,3 persen dan yang tidak puas sama sekali sebanyak 7,5 persen.

Cukup puas yang dimaksud Polling Institute mencakup keberhasilan PSSI menghasilkan atlet, membentuk timnas yang berkualitas, mempromosikan sepak bola dengan semangat fair play, persatuan, pendidikan, budaya dan nilai-nilai kemanusiaan.
Kemudian, meliputi pengembangan sepak bola modern, profesional, menjunjung sportivitas, serta, kemampuan mengatur dan/atau mengoordinasikan seluruh kompetisi dan turnamen. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News