Ketua PSSI, Erick Thohir (dok. Kemenpora)
Ketua PSSI, Erick Thohir (dok. Kemenpora)

PSSI

Suporter Kecam Gaya Kepemimpinan Ketua PSSI

Gregorius Gelino • 26 November 2025 21:09
Jakarta: Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro, kembali mengkritik keras dinamika pemilihan pelatih baru Timnas Indonesia untuk menggantikan Patrick Kluivert. Menurutnya, situasi ini memperlihatkan kekacauan tata kelola PSSI di bawah Erick Thohir yang dinilai menjalankan organisasi secara one man show, tanpa keterbukaan dan tanpa arah yang jelas.

Terlalu Terpusat

Indro menegaskan bahwa proses seleksi lima calon pelatih yang tidak diumumkan secara transparan hanyalah satu dari sekian banyak indikasi bahwa PSSI bekerja tanpa fondasi yang benar. Ia menyebut gaya kepemimpinan Erick Thohir sebagai terpusat pada satu orang, sehingga keputusan strategis cenderung didorong oleh kepentingan pencitraan, bukan pembangunan sistem.
 
“Publik tidak tahu siapa kandidat pelatih, apa kriterianya, dan bagaimana prosesnya. Ini bukan sekadar soal teknis, ini bukti bahwa roadmap sepakbola nasional tidak jelas dan tidak pernah dibuka ke publik,” ujarnya.
 
“PSSI di bawah Erick ini seperti dipegang satu tangan. Tidak ada diskusi, tidak ada transparansi, tidak ada roadmap. Yang ada hanya panggung pencitraan,” tegas Indro.

Terkait pelatih baru, Indro menilai Timnas membutuhkan sosok yang memiliki visi jangka panjang, berani menolak intervensi, mampu membentuk identitas permainan, dan berpengalaman membangun tim dari dasar. PSTI menegaskan bahwa PSSI tidak bisa lagi menjalankan organisasi sepakbola nasional dengan cara tertutup dan bergantung pada satu figur saja.
 
“Pelatih harus diberi ruang penuh tanpa agenda politik. Timnas bukan alat pencitraan dan bukan panggung ego,” lanjutnya.
 
Karena itu, PSTI mendesak PSSI untuk segera membuka proses seleksi pelatih secara transparan. Publik, kata Indro, berhak mengetahui siapa saja kandidatnya, apa kriteria yang digunakan, bagaimana proses evaluasinya, dan alasan di balik setiap keputusan. 
 
Baca juga: Indonesia FIFA Series 2026 Ajang Uji Nyali Indonesia
 
Lebih jauh, PSTI juga meminta PSSI menjelaskan roadmap sepakbola nasional secara terbuka, bukan hanya slogan-slogan yang berubah setiap beberapa bulan. Mereka menegaskan bahwa transparansi bukan pilihan, melainkan kewajiban dan suporter terlalu lama dibutakan oleh proses yang gelap.
 
Roadmap yang jelas harus mencakup arah pembinaan usia muda, standar kompetisi, peningkatan kualitas pelatih lokal, sampai identitas permainan Indonesia yang ingin dibangun. Selama ini arah tersebut tidak pernah dipaparkan secara utuh kepada publik, sehingga semua keputusan, termasuk pergantian pelatih, terasa tanpa dasar.
 
“Bagaimana kita mau menilai kinerja PSSI jika roadmap-nya saja tidak pernah ditunjukkan? Suporter tidak bisa dididik kalau federasinya sendiri tidak jujur menyampaikan arah perjuangan,” katanya.
 
Selain itu, PSTI menuntut agar PSSI menghentikan pola kepemimpinan satu arah (one man show) yang justru menghambat perkembangan Timnas. Menurut Indro, sepakbola adalah kerja kolektif, bukan panggung individu. Selama keputusan strategis dikuasai satu orang, sepakbola Indonesia akan terus terjebak pada pencitraan dan keputusan reaktif tanpa fondasi yang kuat.
 
“Pola kepemimpinan satu orang seperti ini tidak sehat. Kita butuh federasi, bukan kerajaan kecil. Yang dipertaruhkan adalah martabat sepakbola Indonesia,” ujar Indro.
 
“Suporter hanya ingin kejujuran, arah yang jelas, dan tata kelola yang sehat. Bukan permainan satu orang dan bukan janji besar tanpa kerja nyata,” tutup Indro.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KAH)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan