“Saya sedih sekali karena ini bukan yang pertama kali kiper Indonesia meninggal dunia akibat benturan di lapangan,” kata Anton dalam tayangan Newsline di Metro TV, Kamis, 23 Desember 2021.
Anton menyebut penanganan terhadap Taufik tidak sesuai dengan standar operasi penanganan kedaruratan. Mengingat, ambulans baru tiba 15 menit kemudian.
“Jadi, kalau kasusnya trauma di kepala 15 menit, pasti sudah telat,” ujar Anton.
Liga dengan strata bawah, seperti Liga 3 Indonesia, memang kerap lengah dari pengamatan PSSI. Jika mengacu pada standar operasional FIFA yang sudah diratifikasi PSSI, seharusnya ambulans, tim medis, dokter penanganan trauma, dan dokter jantung harus selalu siaga di lapangan.
“Kalau dari pengalaman saya ini patut diduga ini rata terjadi di seluruh Indonesia, kalau liga strata bawah tidak terlalu ketat penanganan standarnya,” jelas Anton.
Anton meminta agar pimpinan PSSI memanggil semua panitia pelaksana (panpel) dari Liga 1 hingga Liga 3. Seluruh penyelenggara harus kembali diingatkan tentang standar manual kedaruratan. PSSI bersama panpel juga harus kembali mengevaluasi satu per satu pertandingan.
Anton menekankan agar semua pertandingan sesuai standar operasional yang telah dibuat. Hal ini menyangkut nyawa. Sebab, tiap nyawa pesepakbola Tanah Air sangat berharga. (Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News