"Semua klub yang ada, yang eksis saat ini, silakan bermain," ujar Zainudin di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Zainudin menilai, tidak elok jika aksi perusakan itu mengorbankan klub. Kalau memang ada yang mencemarkan nama klub dengan sikap negatifnya, Menpora meminta agar mereka yang dikenakan sanksi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Yang ‘mengganggu’ itu yang mesti dikejar. Jangan mengorbankan klub. Pengganggu itu yang harus dicari oleh polisi," tutur Zainudin.
Dalam kesempatan itu, Menpora juga menyatakan dukungannya terhadap pihak kepolisian yang menangkap sekitar 107 orang seusai bentrokan di Kantor Arema FC. Menurutnya, setiap orang tidak diperbolehkan melakukan kekerasan meski dalam kondisi marah.
"Kita mendukung langkah kepolisian untuk menegakkan aturan. Siapa pun yang berniat membuat kerusuhan harus ditangani dengan aturan hukum yang ada," pungkas Menpora.
Pertimbangan untuk membubarkan tim disampaikan oleh Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI) Tatang Dwi Arfianto setelah aksi unjuk rasa di Kantor Arema FC. Tatang menyebut, Arema FC siap mengambil keputusan penting soal masa depan klub jika keberadaan mereka dianggap mengganggu di Malang.
"Manajemen Arema FC akan pertimbangkan menempuh keputusan bubar jika memang dianggap tidak kondusif," ujar Tatang dalam keterangan resminya. (ANT)