Total 73 peserta mengikuti program pelatihan ini, terdiri dari 37 wasit dan 36 asisten wasit. Selain itu, pelatihan juga mencakup pengembangan sumber daya manusia untuk peran Replay Operator (RO) dan Technical Ground (TG) sebagai bagian penting dari sistem VAR.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas kompetisi Liga 2, baik dari sisi teknis pertandingan maupun pemanfaatan teknologi mutakhir,” ujar Direktur Operasional LIB yang juga sebagai VAR Project Leader, Asep Saputra.
Baca juga: Empat Tim Berebut Takhta Peringkat Kedua
“Kami ingin memastikan VAR tidak hanya menjadi alat bantu, tapi juga bagian dari sistem pertandingan yang adil dan profesional," sambungnya.
Pelatihan ini dibagi ke beberapa gelombang, masing-masing berlangsung selama lima hari, dengan kegiatan mencakup simulasi insiden krusial, latihan menggunakan simulator VAR, serta sesi pertandingan uji coba dengan implementasi langsung teknologi VAR.
Seluruh peserta mendapatkan pembinaan langsung dari instruktur berpengalaman, termasuk Subkhiddin Salleh yang merupakan instruktur wasit dari FIFA.
Baca juga: Skenario agar PSS Sleman Terhindar dari Degradasi
Asep Saputra, dalam keterangannya menambahkan, “Kami ingin Liga 2 menjadi kompetisi yang memiliki standar tinggi. Dengan kehadiran VAR, keputusan wasit akan lebih akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. Ini adalah langkah besar untuk sepak bola Indonesia.”
Setelah tahap ketiga ini selesai, para wasit, asisten wasit, RO dan TG akan dievaluasi sebelum mendapatkan penugasan sebagai ofisial VAR di pertandingan resmi musim depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News