"Saya pikir transformasi sepak bola sudah dilakukan. Jadi saya sampaikan waktu didesak mundur usai tragedi, saya bukan tidak mau melepas jabatan, tapi ingin sepak bola ini tidak ada yang mengendalikan," ujar Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule di hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (16/2/2023).
"Sehingga, saya putuskan bertahan dan melakukan transformasi. Saya dibantu berbagai stakeholder, dan Alhamdulillah sudah ada hasil dari transformasi," tambahnya.
"Seluruh kementerian membuat action plan, yang paling terlihat adalah kepolisian yang mengeluarkan Perpol Nomor 10 tahun 2022 sehingga pengamanan stadion diserahkan kepada steward. Sehingga apabila diperlukan, panpel bisa datang ke stadion," lanjut Iwan Bule yang berstatus juga sebagai Purnawirawan Komisaris Jenderal Polisi.
Selain itu, Iriawan juga menekankan bahwa transformasi sepak bola terlihat dalam rencana merenovasi berbagai stadion di Tanah Air yang bakal dilakukan pemerintah. Menurutnya, itu semua sudah dilakukan sebelum melepas jabatan sebagai Ketum PSSI periode 2019-2023 lewat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang tengah berlangsung di Hotel Shangri-La Jakarta.
"Kemudian, terdapat perbaikan stadion yang dibantu PUPR, Kemendagri dan kemenpora. Jadi itu alasan saya tidak ingin mundur (pascatragedi Kanjuruhan) karena saya ingin komitmen. Makanya, saya ingin KLB dan saya serahkan kepada ketua umum yang baru," pungkas Iwan Bule.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
