Hal itu disampaikan Tias Tano Taufik, legenda Timnas Indonesia era 1980-an, yang bertugas sebagai talent scouting bersama yuniornya, Maman Suryaman, usai laga Perang Bintang tersebut. Kedua legenda Timnas itu berharap, jebolan kompetisi usia muda yang baru pertama kali digelar dengan format kompetisi penuh ini, menghasilkan pemain-pemain terbaik.
"Harapannya bisa jadi opsi Coach Nova. Para pemain dipilih karena memiliki skill yang bagus, dan ditempa lewat kompetisi panjang." kata Tias Tano Taufik kepada Medcom.id, usai laga Perang Bintang di Lapangan Sintetis Pancoran Soccer Field, Minggu 28 September 2025.
Dilansir dari situs resmi turnamen, dalam laga Perang Bintang dibagi menjadi tiga game ini, Tim Putih yang dipimpin pelatih Maman Suryaman tampil dominan dengan mengalahkan Tim Merah (pelatih Tias Tono Taufik) secara agregat, termasuk kemenangan telak 3-0 di game penentu.
Pertandingan dirancang untuk mengekspos bakat individu ini menggunakan format unik: Game 1 dan 2 menampilkan dua set pemain berbeda. Sementara Game 3 mempertemukan pemain terbaik dari dua game sebelumnya.
Hasilnya, Tim Putih meraih kemenangan di semua sesi: 4-1 (Game 1), 3-2 (Game 2), dan 3-0 (Game 3), semuanya melalui adu penalti setelah bermain imbang selama 30 menit waktu normal.
Beberapa nama menonjol dengan mencetak gol di berbagai sesi. Dari Tim Putih, Krisna Biantoro (Gelandang Serang/Bina Mutiara) dan Muhammad Rama Fahmi (Sayap/Bina Mutiara) konsisten mencetak gol lebih dari satu game. Nama lain seperti Ahmad Fuad Zakia (Striker/Bekasi FC) dan M. Arfan Fadil (Center Back/PSF FA) juga menunjukkan kualitas finishing dari titik penalti.
Di Tim Merah, meski kalah, sorotan tertuju pada kiper Ahmad Dinezad yang melakukan sejumlah penyelamatan krusial untuk mencegah skor lebih buruk. Pemain seperti Muhammad Ghias (Bek Kiri/PSF) juga tercatat mencetak gol di Game2, bersama M.Rahdika Dolfasah.
Terlepas dari hasil dan permainan yang ditunjukkan, ajang ini berhasil mencapai tujuannya sebagai wadah scouting, memamerkan potensi mentah dan bakat individu pemain terbaik liga.
Para pemain seperti Biantoro, Fahmi, dan Fuad Zakia telah memberikan gambaran cerah masa depan sepak bola muda Jakarta. Apa yang mereka suguhkan bisa jadi catatan berharga bagi para pencari bakat dan pelatih dalam memetakan talenta masa depan.
Menurut Sekjen Liga Jakarta U-17 Taufi Jursal, kompetisi penuh (bukan format turnamen sebulan dan ada final) adalah arah yang terbaik untuk melihat mental, skill dan banyak lagi hal yang berkaitan dengan kesiapan pemain-pemain muda.
Taufik Jursal alias Taufik Uban, merekomendasi secara umum bahwa para pemain U-17 harus berkompetisi selama 7-9 bulan, dengan 25-30 pertandingan per-musimnya.
Liga Jakarta U-17 2025 yang digelar sejak 14 April 2025, kini sudah memasuki putaran kedua. Sebanyak 16 tim ikut berpartisipasi, dengan setiap tim akan bertanding hingga 30 laga. Saat ini, kompetisi yang dihelat setiap Rabu dan Sabtu per-pekannya, sudah memasuki pekan ke-23.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id