"Saya meminta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih. Niat kita sama, yakni untuk sepak bola yang aman dan nyaman bagi semua," ujar Erick seperti dikutip dari laman resmi PSSI.
Secara khusus, mantan presiden klub Inter Milan itu memohon supaya aparat keamanan lebih persuasif dan belajar dari pengalaman tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Erick yakin, polisi dapat berupaya maksimal menenangkan massa tanpa sikap represif, apalagi dengan menggunakan gas air mata.
Sementara terkait suporter, Erick yang kini menjabat juga sebagai menteri BUMN berjanji akan mencarikan solusi agar laga sepak bola dapat dinikmati dengan tenang. Sebab, Erick sendiri memahami kekecewaan para suporter yang ingin menyaksikan tim kesayangan.
"Ke depan, perlu ada evaluasi terkait kategori risiko setiap laga," pungkas Erick.
Ricuh suporter di Stadion Jatidiri terjadi ketika PSIS Semarang menjamu Persis Solo untuk memainkan laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023. Saat itu, ribuan suporter tuan rumah tetap nekat datang ke stadion, meski pertandingan sudah diputuskan untuk bergulir tanpa penonton.
Akibat kejadian itu, laga PSIS kontra Persis sempat terhenti beberapa menit pada pertengahan babak kedua karena gas air mata diduga sudah masuk ke lapangan dan mengganggu jalannya pertandingan. Meski demikian, pertandingan bisa dilanjutkan kembali dan selesai dengan skor imbang 1-1. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News