Dengan Piala Menpora yang berjalan lancar, seakan memperbesar harapan bahwa Liga 1 dan Liga 2 Indonesia bisa bergulir. Terlebih, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Kemenpora sudah mewacanakan bakal menggelarnya pada awal Juli.
Melalui Piala Menpora juga, PT LIB selaku operator kompetisi membuktikan bahwa ajang sepak bola Tanah Air tetap bisa berlangsung sambil mengedepankan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Para suporter klub-klub Indonesia yang terkenal fanatik, bersedia tertib tidak melakukan tindakan yang memperburuk pandemi.
Ajakan mendukung dari rumah memang digiatkan sepanjang penyelenggaraan Piala Menpora. Kita bisa melihat ada kalimat #DukungdariRumah dan #JanganBerkerumun di tribun penonton. Pihak penyelenggara juga tidak lupa memberikan apresiasi kepada tenaga kesehatan (nakes) yang sudah berjuang selama pandemi melalui #TerimakasihMedis.
Meski ada anggapan sepak bola tanpa suporter seperti makan sayur tanpa garam, namun para suporter Tanah Air bisa memaklumi. Apalagi sepak bola Indonesia sudah absen selama satu tahun.
Penulis Buku Pada Suatu Waktu Yang Sleman Sekali, Kartogeni, memberikan pandangan terkait ini. Dia memandang, antusiasme suporter tetap terlihat meskipun harus mendukung dari rumah. Hal itu terlihat dari ramainya media sosial di sepanjang penyelenggaraan Piala Menpora.
"Menurut saya, (animo) kerasa di media sosial. Contohnya Twitter. Sebelum tanding ada twitwar dan kolom komentar pada akun klub sepak bola selalu dibanjiri (warganet)," ujar Kartogeni yang juga pendukung setia PS Sleman kepada Medcom.id, Senin, 26 April 2021.
Situasi akan bertambah panas jika klub kebanggaan bermain jelek. Kolom kementar diisi dengan berbagai ungkapan kekecewaan para suporter. Tanpa dipendam, semua keluh kesal tumpah di sana.
"Jadi (animo) tetap terasa. Walaupun mereka tidak bisa datang ke stadion, tapi tetap bisa menonton dari rumah masing-masing atau di kantong-kantong suporter," ujar Kartogeni.

(Pesepak bola Persib Bandung Wander. L (kedua kiri) melakukan selebrasi seusai menjebol gawang kesebelasan Persebaya Surabaya dalam laga perempat final Piala Menpora 2021. Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko.)
PS Sleman menjadi salah satu peserta di Piala Menpora 2021. Tim Elang Jawa berhasil menduduki peringkat ketiga setelah berhasil menundukkan PSM Makassar.
Selama ajang Piala Menpora, Kartogeni mendukung tim kebanggaannya melalui live streaming. Biasanya, dia suka menonton bersama teman-teman di studio miliknya dengan antusiasme yang tinggi.
"Semua jadi langganan Vidio," ujarnya.
Suasana mendukung rumah juga menghadirkan sebuah kebiasaan baru. Kartogeni melihat beberapa suporter membuat podcast agar ikatan antarsuporter tetap terjaga. Sementara, dirinya malah berhasil membuat buku dengan judul Pada Suatu Waktu Yang Sleman Sekali.
Agar para suporter tetap patuh mendukung dari rumah, Kartogeni menilai perlunya sinergitas dari para pemangku kepentingan untuk meyakinkan para suporter. Hal ini bisa dimulai dengan sosialisasi mengenai bahaya virus covid-19 yang bisa melumpuhkan berbagai sektor.

(Pesepak bola PS Sleman Saddam Emiruddin Gaffar (tengah) melakukan selebrasi usai mecetak gol ke gawang Persib Bandung saat pertandingan semifinal leg I Piala Menpora 2021 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta. Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah.)
Reza Ramadhan, suporter Persija Jakarta, memberikan pandangan sedikit berbeda. Baginya, euforia mendukung tim kesayangan secara langsung tetap tidak tergantikan.
"Euforia tentu tidak bisa menggantikan dengan hadir langsung ke stadion. Tapi cukup mengobati, karena di media sosial juga lumayan ramai," kata Reza.
Senada dengan Kartogeni, Reza juga menyoroti suasana panas media sosial, baik sebelum dan sesudah pertandingan. Apalagi jika ada oknum yang ikut memperkeruh suasana.
"Kondisi ini yang harus dipahami agar suporter tidak terpancing dengan unggahan tidak bertanggung jawab segelintir orang. Memang perlu kedewasaan untuk menyikapinya," katanya.
Secara keseluruhan, keduanya memandang Piala Menpora sudah cukup bagus untuk menghibur kembali masyarakat. Kompetisi ini juga bisa menjadi landasan kuat untuk menyelenggarakan kembali Liga 1 dan Liga 2. Tinggal bagaimana mengupayakan agar semua pihak tetap disiplin menerapkan prokes.
"Kalau dipatuhi semua (prokes), saya yakin akan sukses. Sudah ada contohnya di negara lain. Bahkan Malaysia yang dekat," kata Kartogeni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News