“Kalau bicara sanksi kejadiannya sangat cepat dan peluangnya 50-50. Dan itu biasa terjadi dalam dunia sepakbola. Namun, memang ini nasib sial bagi kiper,” ujar Anton dalam tayangan Newsline di Metro TV, Kamis, 23 Desember 2021.
Anton menyebut dalam sepakbola hal ini dapat terjadi dan bukan sesuatu yang merupakan kesalahan sang penyerang. Anton mengingatkan kalau pemain lawan juga memiliki masa depan yang harus dilindungi.
“Dia (pemain Wahana FC) juga punya masa depan yang harus kita lindungi, kalau dia tidak bersalah kita harus nyatakan tidak bersalah. Tetapi dalam sepakbola bukan hal yang harus dijudge bahwa ini adalah kesalahan penyerang,” jelas Anton.
Selain itu, Anton menyarankan agar situasi kedaruratan harus diketahui oleh panitia pelaksana, pelatih dan juga pemain. Menurut Anton, penanganan para pemain terhadap Taufik justru dapat memperparah situasi.
“Saya melihat di video yang beredar, begitu Taufik tergeletak itu langsung dibalikkan oleh kawannya, barangkali memang niatnya menolong, tetapi itu bisa memperparah situasi,” kata Anton.
Berita terkait meninggalnya Taufik, dikatakan Anton, tentu akan mencoreng reputasi sepakbola Indonesia. Mengingat FIFA dan negara barat sangat peduli terkait urusan nyawa.
Selain itu, Anton juga heran terhadap respons PSSI yang tidak memperlihatkan bentuk duka citanya. Anton berharap agar PSSI menyuruh semua pemain sepakbola menggunakan ban hitam di lengan untuk menyatakan belasungkawa di seluruh pertandingan.
“Saya heran juga dari pihak PSSI tidak ada respons dalam hal duka cita, untuk mengingatkan standar operasi, ini tidak ada, sibuk dengan piala AFF,” ucap Anton. (Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News