Setelah gol itu, intensitas permainan Garuda Pertiwi meningkat drastis hingga berbuah dua tambahan gol berikutnya. Di balik euforia, Isa mengungkap bahwa ia sempat diliputi rasa cemas ketika Indonesia tertinggal lebih dulu.
“Pertama, aku tadi sempat sedikit takut karena Singapura sempat mencetak gol. Saat itu aku merasa harus memberikan segalanya. Aku benar-benar takut kalah dan belum ingin pulang,” ujarnya setelah pertandingan.
Gol yang ia hasilkan bukan hanya penentu skor, tetapi juga pemantik semangat seluruh pemain. Lebih lanjut, Isa pun mempersembahkan gol tersebut untuk ayahnya yang hadir langsung di stadion.
Baca juga: Atasi Singapura Bukan Jaminan, Timnas Putri Butuh Banyak Perbaikan
“Setelah aku mencetak gol, aku merasa tim jadi tidak menyerah. Awalnya semua seperti menundukkan kepala, tapi gol itu memberi energi tambahan untuk kami,” tambahnya.“Aku sangat senang karena bisa mencetak gol ini, terutama untuk ayahku. Gol ini untuk ayah dan untuk Indonesia,” ungkap pemain berusia 20 tahun tersebut.
Mengenai peluang menuju semifinal, Isa memilih untuk realistis namun tetap optimis. Menurutnya, Vietnam dan Thailand adalah lawan berat yang bisa menghalangi jalan Indonesia menuju medali emas.
“Jika lolos, semifinal akan sangat sulit, apalagi jika menghadapi Vietnam atau Thailand. Tapi kami harus memberikan segalanya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News