Keputusan PSSI ini bukan tanpa alasan. Komite Eksekutif (Exco) Arya Sinulingga mengungkapkan bahwa Kluivert dipilih karena memenuhi kriteria pelatih yang dibutuhkan Timnas Indonesia. Salah satunya, Kluivert dinilai sosok yang dihormati para pemain diaspora yang kini memperkuat Skuad Garuda.
Namun, kritik dari netizen terus bergema di media sosial. Mereka menilai Kluivert minim pengalaman sebagai pelatih kepala dan menganggap rekam jejaknya belum cukup meyakinkan. Berikut adalah empat alasan PSSI tetap memilih Kluivert meski menghadapi suara sumbang:
1. Pelatih yang Dihormati Pemain Diaspora
PSSI ingin memastikan pemain diaspora Indonesia yang berkarier di Eropa dapat menghormati pelatih. Menurut Arya Sinulingga, hal ini menjadi salah satu alasan utama menunjuk Kluivert."Ketum (PSSI) (Erick Thohir) ini kan (pernah) mengelola klub Eropa yang di Serie A (Inter Milan). Pemain-pemain diaspora kita itu cara berpikirnya kan cara berpikir Eropa. Melihat tim pun Eropa," kata Arya kepada wartawan, Rabu 8 Januari 2025.
Baca juga: Netizen Indonesia Tolak Kluivert dengan Tagar #KluivertOut
2. Leadership Kluivert
Arya juga menekankan pentingnya kemampuan kepemimpinan seorang pelatih. Kluivert dianggap memenuhi syarat itu karena memiliki pengalaman bermain di klub-klub top Eropa dan memimpin di lapangan."Jadi agak beda memang dengan cara kita lah yang selalu berpikir (peran) head coach. Coba lihat kenapa di Eropa itu disebut pelatih itu manajer, oh ternyata ada pelatih teknikalnya. Itu di Eropa terjadi, jadi harus ada leadership di sana," ungkap Arya.
3. Menyesuaikan Gaya Sepak Bola Eropa
Mayoritas pemain diaspora Indonesia berkarier di klub-klub Eropa yang memiliki standar permainan tinggi. PSSI percaya bahwa Kluivert, dengan latar belakangnya, dapat mengintegrasikan gaya sepak bola Eropa ke dalam Timnas Indonesia."Maka dicari pelatih yang punya leadership, yang pemain diaspora kita itu sangat hormat. Dan pemain-pemain diaspora kita semakin lama levelnya semakin tinggi. Mereka butuh pelatih yang mereka dengarkan," ujar Arya menambahkan.
4. Tidak Terbukti Kasus yang Beredar
Beredar kabar citra buruk Patrick Kluivert terkait beberapa kasus yang pernah menimpanya, seperti pelecehan seksual, utang judi, hingga tuduhan pengaturan pertandingan. Namun, Arya Sinulingga menegaskan bahwa Kluivert tidak pernah terbukti bersalah dalam kasus-kasus tersebut."Yang pasti kalau dia terlibat match fixing ataupun pengaturan skor atau apa pun yang berhubungan judi dengan itu, sudah pasti orangnya di-blacklist di Eropa," ujar Arya.
Arya juga memastikan bahwa semua kandidat pelatih yang dipertimbangkan oleh PSSI, termasuk Kluivert, telah melalui proses verifikasi ketat.
"Kalau di-blacklist ya tidak mungkin kita panggil," tegas Arya.
Meskipun dianggap minim pengalaman sebagai pelatih kepala, Kluivert memiliki rekam jejak yang cukup panjang di dunia sepak bola internasional, baik sebagai pemain maupun pelatih. Ia pernah bekerja sama dengan pelatih-pelatih top dunia saat menjadi asisten di berbagai tim elite, termasuk Barcelona.
PSSI berharap Patrick Kluivert dapat membawa Timnas Indonesia melangkah lebih jauh, khususnya di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Kini, Kluivert menghadapi tantangan besar untuk membuktikan bahwa ia adalah pilihan yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News