FVS disebut sebagai versi sederhana dari teknologi Video Assistant Referee (VAR). Di ajang Piala Dunia U-20 Cile, FIFA akan mulai mengembangkan teknologi yang menurutnya lebih terjangkau dan lebih mudah dalam pengoperasiannya.
Sistem ini, memberikan pelatih memegang kartu berwarna biru atau ungu yang berfungsi untuk meminta peninjauan ulang terhadap keputusan wasit. Baca Juga Arab Saudi Dukung Indonesia jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027
Sepanjang babak penyisihan grup, penggunaan FVS berpengaruh besar terhadap hasil sejumlah pertandingan di kota Santiago, Valparaíso, Rancagua, dan Talca. Hingga kini, teknologi FVS telah digunakan dalam lebih dari 12 pertandingan.
FVS pertama kali dipakai pelatih Korea Selatan Lee Chang-Won yang mengajukan banding pada laga pembukaan melawan Ukraina. Lee Chang-Won mengajukan banding atas keputusan penalti yang diberikan wasit. Setelah ditinjau secara lebih jauh wasit tetap pada keputusan awal atau tidak menganulir keputusannya.
Sejak saat itu, FVS menjadi penentu dalam berbagai pertandingan. Dari 12 laga di babak pertama penyisihan grup, sistem ini digunakan pada tujuh pertandingan. Salah satu momen penting terjadi saat Norwegia menang 1-0 atas Nigeria setelah tinjauan ulang menunjukkan adanya handball bek Nigeria, Ahmed Akinyele.
FVS bekerja menggunakan rekaman siaran televisi tanpa bantuan tambahan. Menurut FIFA, tujuan utama dari FVS adalah mendemokratisasi sepak bola dengan menghadirkan teknologi tinjauan video sebagai opsi pelengkap, terutama bagi turnamen yang tidak mampu membiayai infrastruktur VAR.
Pelatih hanya dapat mengajukan banding untuk empat situasi tertentu: keabsahan gol, keputusan penalti, kartu merah langsung, dan kesalahan pemberian kartu kepada pemain yang tidak tepat. Baca juga UEA Dukung Indonesia jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027
FIFA telah menguji FVS di sejumlah kompetisi, termasuk Youth Championship Blue Stars 2024 di Swiss dan Piala Dunia U-20 Putri 2025 Kolombia. Teknologi ini rencananya akan diperluas ke turnamen usia muda lainnya.
Penggunaan sistem FVS ini pun menuai pro-kontra. Menurut pelatih Cile Nicolás Córdova, penggunaan FVS perlu dievaluasi. Baginya penggunaan sistem tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama karena pertandingan akan terhenti. Selain itu, menurut Córdova terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat sistem akan berpengaruh pada ritme permainan pada tim.
Pendapat berbeda datang dari pelatih Maroko Mohamed Ouahbi. Menurut Ouahbi sistem FVS ini memberikan kesempatan bagi timnya untuk mendapatkan peluang yang baik terhadap keputusan wasit.
“Saya akan menggunakan kartu itu karena kami diberi dua kesempatan, jadi harus digunakan,” ungkap Ouahbi dikutip dari AP News pada Selasa 7 Oktober 2025.(Heinrich Teera)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id