Kepemimpinan Letexier dianggap buruk dengan beragam keputusan kontroversial termasuk dua hadiah penalti untuk Guinea yang bisa saja dibatalkan jika ada VAR.
Penalti pertama untuk Guinea diberikan Letexier pada menit 28. Ia menunjuk titik putih karena menganggap Witan Sulaeman menjatuhkan pemain Guinea.
Padahal dalam tayangan ulangan, pelanggaran masih berada di luar kotak penalti. Ilaix Moriba yang maju sebagai eksekutor sukses menunaikan tugas dan skor menjadi 0-1.
Di babak kedua, Guinea kembali mendapatkan kado penalti. Kali ini, keputusan Letexier sangat diluar nalar. Terlihat jelas tekel Dewangga bersih mengenai bola, namun wasit Prancis tersebut berikeras memberikan penalti.
Hal ini menyulut amarah Shin Tae-yon hingga akhirnya ia diberi kartu merah dan diusir ke luar lapangan oleh Letexier.
Beruntung Algassime Bah yang maju sebagai eksekutor gagal menjebol gawang Ernando. Hingga pluit panjang, skor 0-1 tidak berubah dan Guinea mengamankan tiket terakhir ke Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Timnas Indonesia Gagal ke Olimpiade Paris 2024, Ini Misi Berikutnya |
Profil Francois Letexier
Francois Letexier lahir di Bedee, Prancis pada tanggal 24 April 1989. Kariernya profesional sebagai wasit dimulai sejak 2015.
Awalnya ia dipercaya memimpin pertandingan Ligue 2 Prancis. Tahun berikutnya, Letexier naik kelas memimpin pertandingan di Ligue 1.
Ia mulai terdaftar sebagai wasit resmi FIFA pada tahun 2017. Sejak saat itu, Letexier mulai memimpin banyak pertandingan kompetisi Eropa seperti Piala Super Eropa, Liga Champions, hingga final Europa League.
Francois Letexier juga masuk dalam daftar nama-nama wasit yang akan memimpin Euro 2024 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News