Menpora mengaku bahwa proses tersebut tetap sah dan dipilih setelah ia berkoordinasi langsung dengan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Edward Omar Sharief Hiariej, lantaran kedua pemain tersebut masih bermain di kompetisi luar negeri.
"Saya sudah koordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, dengan Pak Wamen, beliau sudah oke, karena mereka sedang main di luar negeri, ada yang di Eropa, maka akan diambil sumpahnya oleh Kanwil Kemenkumham DKI secara virtual, itu juga sah," kata Amali kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
Kendati demikian, Menpora belum bisa memberikan keterangan waktu secara pasti kapan Walsh dan Amat bakal menjalani pengambilan sumpah WNI tersebut. Menurutnya, pihak Kemenpora masih menunggu hasil surat menyurat dari Rapat Paripurna DPR RI untuk bisa melanjutkan proses naturalisasi kedua pemain ke Sekretariat Presiden.
"Tunggu dari DPR mengirim ke sini (Sekretariat Presiden -red). Mudah-mudahan hari ini kalau ada paripurna itu sudah salah satu yang disetujui tapi di Komisi III dan di Komisi X kan saya sudah arahkan. Sudah oke, enggak ada masalah," ujarnya.
Sebelumnya, pada Selasa 20 September, DPR RI telah menyetujui permohonan pertimbangan pemberian kewarganegaraan RI calon pemain tim nasional Indonesia Jordi Amat dan Sandy Walsh dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-5 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023.
"Sesuai hasil pembahasan Komisi III dan Komisi X memutuskan menyetujui pemberian pertimbangan kewarganegaraan RI kepada Jordi Amat dan Sandy Walsh," kata Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus selaku pimpinan rapat.
Setelah dari DPR, proses naturalisasi Walsh dan Amat akan berlanjut ke Sekretariat Presiden agar keluar Keputusan Presiden sebelum dilakukan pengambilan sumpah kewarganegaraan.
Kemajuan proses naturalisasi Walsh dan Amat jelas menjadi angin segar bagi pelatih timnas sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong, yang sedang menyusun kekuatan untuk menyambut putaran final Piala Asia 2023 nanti.
Amat merupakan bek berusia 30 tahun kelahiran Spanyol yang memiliki darah keturunan Indonesia melalui neneknya yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Dia punya pengalaman membela timnas Spanyol U-19, U-20 dan U-21.
Nama Amat juga kerap menghiasi layar kaca kala membela Swansea City di Liga Primer Inggris medio 2013-2017. Tapi saat ini, ia sedang bermain untuk klub Malaysia Johor Darul Ta'zim.
Sementara itu, Walsh merupakan bek sayap berusia 27 kelahiran Brussel, Belgia yang pernah membela timnas Belanda di level U-15 hingga U-20. Kini, jebolan akademi KRC Genk itu sedang membela KV Mechelen di kasta tertinggi Liga Belgia, Jupiler Pro League.
Kendati proses yang dijalani Walsh dan Amat berjalan lancar, Menpora mengingatkan bahwa naturalisasi adalah program jangka pendek dan menekankan pembinaan sebagai strategi utama jangka panjang pembangunan sepak bola Indonesia.
Oleh karena itu, Amali menegaskan proses naturalisasi memang sengaja diperketat dan dia pun meminta agar klub-klub lokal yang mengajukan perpindahan kewarganegaraan para pemain asingnya agar bisa memaklumi langkah ini.
"Naturalisasi di zaman saya itu saya persulit, tidak mudah. Klub tidak bisa lagi mengusulkan, saya hanya merekomendasi naturalisasi kalau itu diminta oleh federasi, oleh PSSI, sehingga selektif," katanya.
"Dan naturalisasi itu adalah program jangka pendek dan kangka panjang kita tetap pembinaan. Nah, untuk Sandy Walsh dan Jordi Amat itu sedang dari DPR kan sudah diparipurnakan, kemudian diantarkan ke sini (Sekretariat Presiden -red), keluar keputusan presiden, kemudian mereka akan diambil sumpah," tutup Amali. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id