Juara bertahan itu tersingkir akibat kalah agregat 2-0 dari Thailand. Hasil kalah dua gol tanpa balas terjadi di leg pertama semifinal, tiga hari sebelumnya.
Hampir sepanjang laga, Vietnam lebih agresif dalam menyerang sejak peluit ditiup wasit asal Yordania, Ahmed Yaqub Ibrahim. Namun, kuatnya lini pertahanan Thailand, dan kematangan skuat Alexandre Polking membuat frustasi sang juara bertahan. Thailand sukses mengirim pulang Vietnam dari kejuaraan.
Vietnam yang perlu mengejar gol, memulai dengan intensitas dengan upaya Nguyen Quang Hai menembak langsung ke arah Chatchai Budprom, kiper Thailand. Empat menit setelahnya, bek sayap Ho Tan Tai kehilangan pijakannya ketika dalam posisi menembak yang bagus.
Di menit 35, Thailand harus kehilangan Budprom. Kiper pengganti adalah Siwarak, kiper berusia 37 tahun, yang matang pengalaman. Buktinya pemain Vietnam berkali-kali berupaya namun selalu bisa dimentahkan Siwarak. Tendangan bebas Quang Hai belum bisa menaklukannya. Kalau tidak melebar, bola masih bisa dihalaunya.
Terus berlangsung, Vietnam semakin putus asa. Dengan berakhirnya upaya mempertahankan gelar Vietnam di babak semifinal, pelatih Park Hang-seo mengatakan bahwa dia tidak akan berkomentar apakah dia merasa Vietnam tetap menjadi negara terkuat di Asia Tenggara atau tidak.
“Saya tidak memiliki penilaian untuk itu, tetapi saya yakin bahwa kami dapat bermain dengan semua tim di wilayah ini."
“Saya tidak tahu apa rencananya untuk masa depan, saya membutuhkan lebih banyak waktu, tetapi sederhana saja kami kalah dan kami harus menerimanya," ujarnya seperti dimuat situs resmi Piala AFF.
"Aku tidak punya kata lain untuk diucapkan."
Video: Sorak Sorai Keluarga Pemain Timnas saat Nobar Indonesia Vs Singapura
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News