Bagaimana tidak, rata-rata tambahan waktu di Piala Dunia Qatar mencapai 6 menit, bahkan di beberapa laga ada yang mencapai 13 hingga 14 menit.
Salah satu contoh laga Iran vs Inggris dengan total tambahan waktu 24 menit. Rinciannya 14 menit di babak pertama dan 10 menit injury time di babak kedua.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Rupanya, sosok yang menjadi aktor pencetus ide (injury time) panjang tersebut adalah wasit legendaris asal Italia Pierluigi Collina yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komite Wasit FIFA.
Pria berkepala plontos tersebut menjelaskan bahwa keputusan itu agar memaksimalkan waktu yang terbuang selama pertandingan di waktu normal.
"Saat membahas waktu yang terbuang kita harus membedakan antara waktu terbuang karena pertandingan, atau waktu terbuang karena kesengajaan pemain," kata Collina.
"Dalam pertandingan rata-rata waktu terbuang 9 menit hanya untuk lemparan ke dalam," bebernya.

Sudah diberlakukan di Piala Dunia Rusia
Collina menambahkan bahwa ide memaksimalkan waktu terbuang yang dilimpahkan ke injury time sudah diterapkan saat edisi Piala Dunia sebelumnya di Rusia.
"Apa yang sudah kami lakukan di Rusia (2018) adalah menghitung waktu untuk kompensasi secara lebih akurat."
"Dan di Rusia kita mengatakan ke semua orang untuk tidak terkejut jika mereka melihat ofisial mengangkat papan elektronik dengan angka besar," bebernya.
????? Pierluigi Collina, head of world refereeing:
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) November 21, 2022
"We want to avoid matches with just 42, 43, 44 minutes of effective playing time.
So the time taken by substitutions, penalties, celebrations, medical care or VAR will have to be compensated." https://t.co/Fo9ApuCt7M
Kini di Piala Dunia Qatar, Collina dan Komite Wasit FIFA sepakat untuk menyempurnakan ide tersebut sehingga tambahan waktu menjadi lebih lama lagi.
"Pikirkan sebuah pertandingan dengan tiga gol yang dicetak. Perayaan biasanya memakan waktu satu, satu setengah menit, jadi dengan tiga gol yang dicetak, Anda kehilangan lima atau enam menit," ungkapnya lagi.
"Apa yang ingin kami lakukan adalah menghitung secara akurat waktu tambahan di akhir setiap babak. Kami sukses di Rusia dan kami mengharapkan hal yang sama di Qatar," tegasnya.