Perjanjian kerja sama yang dihadiri oleh Waketum PSSI Zainuddin Amali dan Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Essy Asiah, mencakup kolaborasi PSSI yang tengah membangun Training Center (TC) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan RS Abdi Waluyo yang menyiapkan rumah sakit dengan nilai investasi Rp2 triliun.
"Membangun sepak bola dalam transformasi ini penuh kompleksitas. Tak hanya investasi, program latih tanding atau kompetisi, kita butuh dukungan lebih dalam menciptakan timnas yang hebat. Kerja sama dengan RS Abdi Waluyo yang fokus ke sports science dan mental health ini diperlukan agar timnas dan talenta sepak bola kita bisa jauh lebih baik dan berkembang," ujar Erick.
Baca juga: Erick Thohir Sebut Pertahanan Indonesia Perlu Dibenahi
Ia menambahkan, dalam mencari 150 pemain berkualitas, mulai dari kelompok umur hingga timnas senior diperlukan proses panjang yang kadang tidak bisa diprediksi. Sebab, bakat dan kemampuan tinggi seorang pesepak bola bisa saja hilang begitu saja karena faktor cedera.
"Kita tahu, banyak atlet hebat gagal karena hal yang tidak diprediksi akibat cedera. Selain sports injury, hal lain soal kesehatan mental yang perlu diperhatikan. Kolaborasi ini penting agar PSSI dalam membina talenta mendapat dukungan total dalam pendampingan sports science," jelas Erick.
Sementara itu, dokter Sigit Pramono selaku pimpinan RS Abdi Waluyo mengatakan pihaknya akan fokus mendukung program PSSI yang segera memiliki TC di IKN.
"Kita memfokuskan RS Abdi Waluyo lebih ke arah sub spesialis, lebih ke arah sport medicine, sport center, dan sport research. Apalagi RS Abdi Waluyo tidak jauh jaraknya dengan TC PSSI di IKN, maka kolaborasi ini kami yakini akan mendukung transformasi sepak bola Indonesia, terutama dalam menyiapkan timnas," tutur Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News