Paolo Maldini. (Foto: AFP/Isabella Bonotto)
Paolo Maldini. (Foto: AFP/Isabella Bonotto)

5 Pesepak Bola yang Sukses Melampaui Karier Ayahnya

Friko Simanjuntak • 04 Agustus 2022 13:20
Jakarta: Untuk menjadi pesepak bola top, seorang pemain harus bekerja keras, memiliki dedikasi dan disiplin tinggi serta ditunjang fisik yang prima. Namun, tak jarang juga kita melihat pesepak bola top karena memiliki bakat alami, kendati tidak ideal secara fisik.
 
Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah contohnya. Ronaldo bisa dikategorikan sebagai pesepak bola yang mencapai puncak kariernya berkat kerja keras dan dedikasinya selama bertahun-tahun.
 
Sedangkan Messi, selain berdedikasi dan bekerja keras saat latihan, pemain asal Argentina ini juga ditunjang oleh bakat alami. Maka dari itu, kendati tidak memiliki fisik sempurna laiknya Ronaldo, Messi tetap mampu menunjukkan kompetensinya sebagai pesepak bola top.

Di luar dua kategori di atas, ada juga pesepak bola yang lahir karena memiliki darah sepak bola yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bak pepatah "buah jatuh tak jauh dari pohon", banyak juga seorang pemain mengikuti jejak ayahnya sebagai pesepak bola.
 
Dalam sejarah sepak bola, kita sudah banyak melihat bagaimana seorang putra dari seorang pesepak bola top, mencoba mengikuti jejak ayahnya. Dan banyak juga yang gagal, seperti halnya Jordi Cruyff yang gagal menyamai prestasi ayahnya, Johan Cruyff.
 
Meski banyak yang gagal, namun ada juga anak persepak bola yang justru sukses menyamai bahkan melewati prestasi yang ditorehkan sang ayah. Siapa saja mereka?
 
Berikut 5 Pemain yang sukses melewati prestasi ayah mereka:

5. Geoff Hurst dan Charlie Hurst

Geoff Hurst adalah salah satu pemain paling terkenal dalam sejarah sepak bola Inggris. Legenda West Ham ini telah mencetak lebih dari 300 gol sepanjang kariernya selama 17 tahun.
 
Namun, satu hal yang akan diingat oleh penggemar sepak bola Inggris adalah hattricknya di final Piala Dunia 1966, yang membawa pulang trofi Piala Dunia ke Inggris untuk pertama dan satu-satunya sampai saat ini.
 
Darah sepak bola Geoff Hurst mengalir dari ayahnya, Charlie Hurst yang juga seorang pesepak bola profesional. Sayangnya, karier Charlie tidak secemerlang sang putra. Ia tidak pernah tampil membela Timnas Inggris akibat kariernya terganggu oleh Perang Dunia II. Di level klub, Charlie juga tidak punya prestasi berarti.
 
Terkait posisi bermain, Geoff dan sang ayah juga memiliki posisi yang bertolak belakang. Geoff Hurst bermain di posisi penyerang. Sedangkan sang ayah, Charlie bermain sebagai bek tengah untuk beberapa klub Inggris seperti Bristol Rovers, Oldham Athletic dan Sudbury Town.

4. Diego Forlan dan Pablo Forlan

Kendati gagal bersinar di Manchester United, Diego Forlan adalah salah satu striker paling mematikan dalam sejarah sepak bola Dunia. Dia memiliki karier yang sensasional di Eropa, khususnya di La Liga  bersama Villarreal dan Atletico Madrid. Forlan memenangkan penghargaan Pichichi atau topskorer Liga Spanyol bersama dua klub tersebut.
 
Di level timnas, Forlan adalah aktor utama di balik sukses Uruguay juara di Copa America 2011. Ia mengemas dua gol dalam kemenangan 3-0 Uruguay atas Paraguay di final.
 
Pada Piala Dunia 2010, Forlan memang hanya mampu membawa Uruguay melaju hingga semifinal (kalah dari Belanda). Meski demikian, ia sukses menyisihkan pemain-pemain bintang macam Thomas Muller, Wesley Sneijder, dan David Villa untuk meraih penghargaan pemain terbaik Piala Dunia 2010.
 
Hingga kini, Forlan tercatat sebagai striker tersubur ketiga dalam sejarah Uruguay. Koleksi 36 gol Forlan hanya kalah dari Edinson Cavani (56) dan Luis Suarez (68).
 
Prestasi yang ditunjukkan Forlan ini pastinya membuat sang ayah, Pablo Forlan bangga. Sebab, selama karier sepak bolanya, Pablo hanya berkompetisi di kawasan Amerika Selatan. Dalam hal prestasi, Pablo Forlan yang berposisi sebagai bek sukses memenangi tujuh gelar juara Liga Uruguay dan menyabet satu titel Copa Libertadores.
 
Di level timnas, Pablo harus mengakui keunggulan sang putra. Selama kariernya, Pablo Forlan hanya mencatatkan 17 caps bersama Timnas Uruguay di era 1966 - 1976.

3. Gonzalo Higuain dan Jorge Higuain

Gonzalo Higuain adalah pemain kawakan yang telah menghiasi berbagai klub di dunia sepak bola. Striker Argentina itu sudah melanglang buana di liga-liga top dunia. Mulai dari Liga Spanyol, Liga Inggris, Liga Italia dan kini di kompetisi MLS.
 
Higuain memulai karier Eropanya di Real Madrid, mencetak lebih dari 100 gol di La Liga selama enam musim.  Setelah itu, ia terbang ke Italia bersama Napoli, di mana ia semakin membuktikan dirinya sebagai salah satu striker terbaik di dunia. Setelah itu, ia sempat bermain untuk klub-klub top macam Juventus, AC Milan, dan Chelsea.
 
Untuk karier internasionalnya, pemain Argentina ini telah mencetak 31 gol dalam 75 pertandingan untuk negaranya dan telah mewakili negaranya di berbagai turnamen penting.
 
Gonzalo Higuain adalah putra dari Jorge Higuain yang juga memiliki karier profesional di sepak bola (1976-1992). Jorge dikenal sebagai seorang bek sayap yang cukup tajam. Selama kariernya, Jorge bermain untuk beberapa klub terbaik di Argentina seperti San Lorenzo, Boca Juniors dan River Plate.
 
Sayangnya, selama 16 tahun berkarier di dunia sepak bola, Pablo tak pernah dipanggil untuk memperkuat negaranya, Timnas Argentina.

2. Frank Lampard dan Frank Lampard Sr.

Frank Lampard adalah legenda Chelsea dan telah membuat lebih dari 600 penampilan untuk klub dan mencetak 273 gol. Lampard dikenal sebagai salah satu gelandang box-to-box terbaik dalam sepak bola modern dan salah satu pemain terbaik yang dimiliki Timnas Inggris.
 
Lampard memenangkan tiga gelar Liga Prmier Inggris, beberapa Piala Domestik, dan satu gelar Liga Champions selama 13 tahun pengabdiannya di Chelsea. Itulah yang membuat publik Stamford Bridge sangat mencintainya.
 
Sebelum di Chelsea, Lampard memulai kariernya bersama West Ham, di mana ia menghabiskan tujuh tahun di sana. Keputusan Lampard hengkang ke Chelsea sontak membuat fan West Ham kecewa dan marah kepadanya.
 
Jika Lampard dibenci fan West Ham, hal bertolak belakang justru terjadi pada sang ayah, Frank Lampard Sr yang juga berkarier sebagai pesepak bola profesional 1967-1986. Pendukung West Ham sangat mencintai ayahnya karena membuat lebih dari 600 penampilan untuk klub. Frank Lampard Sr melakukan debut untuk klub London Timur pada usia 19 tahun dan segera membuktikan dirinya sebagai bek kiri pilihan pertama untuk The Hammers.
 
Namun, tidak seperti putranya, Lampard Sr. hanya berhasil mengumpulkan dua caps untuk Inggris selama  delapan tahun (1972-1980) pengabdiannya untuk skuat Tiga Singa.

1. Paolo Maldini dan Cesare Maldini

Definisi one man club, Paolo Maldini akan tercatat dalam sejarah sebagai bek paling setia dan juga terhebat yang pernah menghiasi sepak bola. Dalam karier selama lebih dari 25 tahun, mantan kapten Italia ini telah memenangkan 26 trofi, termasuk lima gelar Liga Champions untuk satu klub, AC Milan.
 
Paolo Maldini mengikuti jejak sang ayah, Cesare Maldini yang juga menjadi legenda di AC Milan. Cesare yang juga bermain sebagai bek, menghabiskan 12 tahun di Milan. Bedanya, Cesare tidak mengabdikan seluruh kariernya untuk Milan. Selain Milan, ia juga sempat memperkuat Triestina dan Torino.
 
Ada satu fakta menarik yang melibatkan Paolo dan Cesare Maldini, saat AC Milan jadi juara Liga Champions 2002 -- 2003. Dalam laga final yang dilangsungkan pada 28 Mei 2003 itu, Paolo Maldini bertindak sebagai kapten Milan yang mengalahkan Juventus lewat adu penalti.
 
Uniknya, jauh sebelum Paolo melakukannya, sang ayah sudah melakukannya lebih dulu. Tepat, 40 tahun sebelumnya, Cesare Maldini juga mengangkat trofi Piala Eropa (Liga Champions) sebagai kapten AC Milan. Kala itu, ia membantu Milan mengalahkan Benfica 2-1 di final Piala Eropa 1962/1963.
 
Seperti putranya, Cesare juga menjabat ban kapten Milan selama lebih dari 12 tahun. Selama kariernya di Milan, Cesare memenangkan empat gelar Liga Italia dan satu trofi Liga Champions.
 
Cesare dianggap sebagai legenda Milan, seperti putranya, tetapi dapat dikatakan bahwa Paolo cukup berhasil melampaui warisan yang ditinggalkan sang ayah, baik di Milan dan juga Italia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan