Meski harus terhenti di semifinal setelah kalah 0-2 dari Prancis, namun timnas Maroko telah mencetak sejarah sebagai tim dari Afrika pertama yang mampu menembus babak semifinal dalam sejarah Piala Dunia.
Keberhasilan Maroko tidak lepas dari tangan dingin sang pelatih Walid Regragui.
Profil Walid Regragui
Walid Regragui merupakan pria berdarah Maroko yang menetap di Prancis. Bahkan pria berkepala plontos tersebut juga lahir di Prancis pada tanggal 23 September 1975.
Sebelum menjadi pelatih, Walid lebih dulu berkarier sebagai pesepakbola dan bermain di posisi bek kanan.
Selama kariernya sebagai pemain, Walid sempat membela beberapa klub Prancis seperti RC Paris, Toulouse, dan AC Ajaccio. Lalu Walid sempat menjajal kompetisi Liga Spanyol bersama Racing Santander selama tiga tahun.
Kemudian ia kembali ke Liga Prancis memperkuat Dijon serta Grenoble yang menjadi klub terakhirnya. Walid memutuskan pensiun sebagai pemain pada tahun 2009.
Meski malang melintang di Prancis, namun Walid di level timnas ia tetap memlih membela Maroko. Tercatat Walid memiliki 44 caps bersama timnas Maroko.
Karier pelatih
Untuk ukuran pelatih, Walid Regragui terbilang masih baru. Sejauh ini, ia baru menangani tiga klub yaitu FUS Rabat Maroko pada 2014-2019, Al Duhail Qatar tahun 2020, dan Wydad SC Maroko pada tahun 2021-2022.
Hebatnya, Walid selalu berhasil menuai sukses di setiap klub yang ia tangani. Di bawah arahannya, FUS Rabat menjuarai Piala Maroko sekaligus meraih penghargaan pelatih terbaik Liga Maroko pada musim 2015/2016.
Musim 2019/2020 ia juga membawa Al Duhail menjuara liga Qatar. Bahkan saat bersama Wydad AC, ia sukses mengantar tim tersebut menjuarai Liga Champions Afrika.
Baru 4 bulan menangani timnas Maroko
Walid secara resmi menjadi pelatih timnas Maroko pada Agustus 2022 menggantikan pelatih sebelumnya Vahil Halilhodzic.
Tak butuh waktu lama, tangan dingin Walid justru mampu membuat Maroko menjadi tim menakutkan.
Salah satu keunggulan Walid adalah ia mampu membangun kekompakan tim dan membuat suasana ruang ganti jauh lebih kondusif.
Seperti diketahui, Walid menjadi sosok kunci yang berperan mengajak Hakim Ziyech untuk kembali ke timnas. Pasalnya, Ziyech sebelumnya sudah tidak bersedia membela timnas karena berselisih dengan pelatih sebelumnya Halilhodzic.
Walid bangga dengan perjuangan Ziyech dkk
Meski cerita dongeng timnas Maroko harus terhenti di babak semifinal, namun Walid tetap mengaku bangga dengan performa anak asuhnya.
"Kami sudah mengerahkan segalanya, itu yang terpenting. Anak-anak sudah berjuang sampai menit terakhir," kata Regragui yang dipuji karena cara timnya mengalahkan Spanyol dan Portugal dalam dua babak sebelumnya.
Saat berhadapan dengan Prancis, Maroko tampil menekan sepanjang pertandingan karena mereka sudah ketinggalan gol.
"Kami bisa mencetak gol, tapi sayangnya gol tidak terjadi. Semoga rakyat Maroko memaafkan kami. Kami ingin mencapai final tapi insya Allah lain kali," kata dia seperti dikutip AFP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
