Tampil sebagai tim tamu di Stadion Lotto Park, Brussel, Belgia, Liverpool tidak menurunkan kekuatan penuh. Mereka justru memainkan skuad termuda dalam sejarah klub dengan para pemain yang rata-rata berusia 21,9 tahun, termasuk enam di antaranya yang berusia 20 tahun ke bawah.
Salah satu pemain Liverpool yang berusia 20 tahun, Jarell Quansah, sempat berkontribusi dengan mencetak gol ketika memanfaatkan operan tendangan sudut Curtis Jones pada menit ke-39. Namun, itu hanya cukup untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 atas gol pembuka USG yang dicetak Mohammed Amoura pada menit ke-32.
Baca juga: Cuma Cedera yang Bisa Ganggu Roma di Eropa
Jelang babak pertama berakhir, Liverpool kembali kebobolan oleh gol Cameron Puertas pada menit ke-43 yang membuat tuan rumah menang dengan skor 2-1. Terkait itu, Klopp mengaku siap bertanggung jawab dan tidak akan menyalahkan para pemain mudanya.
"Saya mencampur tim sepenuhnya. Jadi menurut saya, perubahan yang kami lakukan terlalu berlebihan untuk ritme pertandingan," kata Klopp seperti dikutip dari The Daily Mail.
Klopp menjelaskan lebih lanjut, dirinya tidak akan bisa melihat pemain bagus jika tidak diturunkan dalam sebuah pertandingan. Terlebih, pertandingan Liga Europa dinilai sangat baik untuk perkembangan pemain muda di tim senior.
"Saya rasa tidak ada karier yang dimulai tanpa pertandingan-pertandingan seperti ini, di mana Anda harus berjuang dan bertahan hidup," ungkap Klopp.
"Bagi sebagian orang, ini adalah pengalaman yang sangat penting dan bagi sebagian lainnya bagus untuk ritme. Saya tetap melihat penampilan yang bagus," tambahnya.
Hasil negatif di markas USG tidak berpengaruh buat Liverpool. The Reds sudah menyegel tiket ke babak 16 besar sejak laga sebelumnya dan tetap finis sebagai juara Grup E dengan koleksi 12 poin. Sementara itu, USG harus terima turun ke Liga Konferensi Eropa karena finis ketiga. (Jennifer Carorine Gouw/The Daily Mail)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
