Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Piala Dunia U-20

Erick bakal Gunakan Pengalaman untuk Lobi FIFA

Gregorius Gelino • 31 Maret 2023 16:20
Jakarta: Indonesia dipastikan batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. FIFA menyebut bahwa situasi saat ini di Indonesia membuat mereka mencoret Indonesia.
 
"Karena keadaaan saat ini, FIFA telah memutuskan untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 2023," tulis pernyataan di situs resmi FIFA.
 
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah meminta Ketum PSSI, Erick Thohir, untuk melobi FIFA agar tak memberi sanksi berat untuk Indonesia. Erick pun berjanji untuk bernegosiasi dengan FIFA agar tak memberi sanksi berat bagi Indonesia.

"Saya juga akan bekerja keras untuk bernegosiasi kembali kepada FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi. Karena dari FIFA sendiri tentu mengharapkan hal-hal ini tidak terjadi, tapi tentu dari suratnya itu jelas bahwa FIFA sedang mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia," kata Erick dalam konferensi pers di Istana Negara pada Jumat (31/3) sore.
 
"Karena itu saya sedang menunggu undangan kembali dari FIFA setelah mereka ada rapat FIFA Council yang akan terjadi beberapa hari ke depan dan saya tentu bersiap untuk kembali bertemu FIFA," ungkapnya.
 
"Sanksi terberat, tentu ini yang kita tidak harapkan, kita tidak bisa berkompetisi secara maksimal diseluruh dunia, sebagai tim nasional ataupun sebagai klub. Ini juga akan menjadi sebuah kemunduran bagi Indonesia setelah sempat terjadi juga pada 2015," ujarnya.
 
Erick memaparkan bahwa ia sempat melobi FIFA agar menurunkan sanksi Indonesia pada 2015 lalu. Kini, ia akan berusaha untuk meyakinkan FIFA agar tak memberi hukuman terlalu berat untuk Indonesia. 
 
"Saat itu saya bukan siapa-siapa saat itu, bukan menteri, bukan pengurus PSSI, tapi bapak Presiden meminta untuk saya juga bisa melobi waktu itu ke FIFA dan dicabut waktu itu tahun 2016 kalau tidak salah," tutur Erick.
 
"Tentu itu yang terberat di mana kita menjadi menyendiri. Jadi kita melakukan pertandingan, pembinaan wasit, usia muda, tapi tidak ada ke depannya, ibaratnya kita cuma di Indonesia saja," urainya.
 
"Apalagi mata pencaharian di sepak bola ini tidak bisa sekonyong-konyong cuma dilihat ini dan itu. Tapi turunannya banyak sekali di industri sepak bola," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan