Pemerintah Qatar diketahui telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk para fan yang akan datang menyaksikan Piala Dunia 2022 yang digelar 20 November hingga 18 Desember mendatang. Selain stadion ber-AC, pemerintah juga menyiapkan penginapan-penginapan untuk fan. Mulai dari yang harganya cukup mahal hingga yang murah.
Salah satu penginapan murah yang disiapkan pemerintah disebut dengan Fan Village atau desa untuk penggemar. Penginapan-penginapan semi permanen berbentuk tenda-tenda tersebut dibanderol 175 poundsterling per malam atau setara Rp3,2 juta.
Sayangnya, Fan Village yang diklaim 'nyaman' oleh panitia atau pemerintah Qatar, justru mendapat respons yang negatif dari para penggemar yang sudah merasakan langsung menginap di sana.
Umumnya, mereka kecewa lantaran tidak adanya penyejuk ruangan di dalam kamar, padahal posisi Fan Village berada di gurun yang suhunya bisa mencapai 40 derajat celcius. Sebagai pengganti AC, pihak penyelenggara hanya menyediakan kipas angin.
Selain itu, mereka juga mengeluhkan minimnya fasilitas pendukung yang mereka dapatkan selama mereka menginap. Mereka mengeluh tidak mendapatkan air mineral selama menginap, dan tidak mendapatkan peralatan mandi seperti pasta gigi dll.
Seorang penggemar dari Jepang berkata: "Saya tidak bisa mengubah tempat tinggal sekarang jadi saya harus menerimanya dan menunggu pertandingan Jepang. Saya hanya akan berada di sini untuk tidur. Saya akan keluar dan menjelajahi kota - saya tidak ingin tinggal di sini."
Pedro dan Fatima, yang melakukan perjalanan ke Qatar dari Spanyol untuk mendukung Meksiko mengatakan: "Harganya sekitar £175 semalam. Sejujurnya itu tidak seperti yang saya harapkan. Ketika Anda melihat gambar dan membaca deskripsinya - dan ini adalah Piala Dunia FIFA – tentu Anda mengharapkan sedikit kualitas.
"Ini seperti hostel di bawah standar yang bisa Anda temukan untuk backpacking di seluruh dunia."
Pedro menambahkan: "Rasanya seperti berada di rumah kaca, jadi kami tidak bisa tidur setelah jam 9 pagi meskipun kami kelelahan karena penerbangan."
Sedangkan Fatimah berkata: "Toko-toko tutup, dan tidak ada air minum. Ini benar-benar, pasti, tidak sesuai dengan yang kami bayar.
Djamal, yang melakukan perjalanan dari Paris dan membayar £2.700 untuk tinggal selama tiga minggu, juga memiliki komentar yang serupa. Ia bahkan sudah mengeluh meski baru menginap kurang dari 24 jam.
"Bagi saya itu bukan pengalaman yang baik. Tidak ada gel mandi, tidak ada sikat gigi, tidak ada pasta gigi,' kata Djamal seperti dilansir dari Sportbible.
Dari dunia maya, beberapa netizen juga tak segan mengekspresikan kekecewaannya dengan fasilitas yang mereka dapatkan di penginapan mereka masing-masing.
Seseorang berkata: "Maaaaan $ 3000 untuk tidur di tenda ketika suhunya seperti 40 ° derajat di luar, Worldcup 220B sepertinya sudah menyiapkan air di kapal."
Yang lain men-tweet: "Tempat tidur kanopi pantai terlihat bagus, tetapi tenda nah saya tidak bisa melakukannya secara pribadi. Aku tidak sekuat itu!”
Sejak pertama kali ditunjuk sebagai tuan rumah, Qatar memang tak pernah lepas dari kontroversi dalam persiapan mereka sebagai negara Arab pertama yang jadi tuan rumah Piala Dunia. Setelah dituding melakukan suap, Qatar juga dituding melakukan pelanggaran HAM kepada para pekerja migrain dan terakhir adalah soal larangan kampanye LGBT hingga pelarangan menjual bir dan minuman beralkohol di sekitar stadion yang mana keputusan pelarangan ini diumumkan pada detik-detik akhir sebelum upacara pembukaan.
Jadwal Piala Dunia Qatar 2022
.jpg)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News