Emi Martinez jadi salah satu sosok sentral Argentina selain Lionel Messi. Kiper Aston Villa itu kerap jadi pahlawan Argentina di momen-momen krusial, salah satunya ketika melakoni babak adu penalti. Seperti ketika berhadapan dengan Belanda di perempat final dan Prancis di partai final.
Dalam dua episode tos-tosan tersebut, Martinez kerap memprovokasi para pemain lawan yang maju sebagai eksekutor. Ia kerap melontarkan kalimat-kalimat provokatif dan gerakan-gerakan yang sukses membuyarkan konsentrasi lawan.
Dua penggawa Prancis, yakni Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni jadi korban provokasi Martinez di mana keduanya gagal menjalankan tugas sebagai algojo sehingga berdampak pada kekalahan Prancis dari Argentina dengan skor 4-2 saat adu penalti.
Aksi Emi Martinez ini kemudian mendapatkan reaksi besar. Meski ada yang memuji sebagai salah satu bagian hiburan, namun tak jarang yang mengkritisi aksi pria yang baru saja dinobatkan sebagai kiper terbaik FIFA 2022 itu.
"Tindakan Martinez, saya pikir itu curang, menahan bola dan membuangnya ke arah lain. Aksi (povokasi) penjaga gawang, menurut saya bukan bagian dari permainan. Saya pikir itu curang," ujar pembawa acara talkSPORT Simon Jordan.
FIFA sebagai induk sepak bola dunia juga cukup menyoroti aksi yang dilakukan Martinez pada Piala Dunia 2022 Qatar. Menurut laporan Sportbible, FIFA sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan "perubahan aturan anti-Emiliano Martinez" yang akan mencegah penjaga gawang melakukan aksi provokasi, mengganggu atau berbicara dengan seseorang yang mengambil penalti.
Kemungkinan adanya aturan khusus untuk kiper ini akan dibahas oleh anggota Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) saat menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di London pada Sabtu 4 Maret 2023.
Media Spanyol Marca menyatakan IFAB dapat memperkenalkan aturan di mana penjaga gawang dilarang "mengalihkan perhatian penembak", dengan contoh termasuk menunda eksekusi penalti atau menyentuh tiang, mistar gawang atau jaring gawang.
Andai nantinya FIFA dan IFAB akhirnya memperkenalkan aturan khusus untuk kiper, maka kita tidak akan bisa melihat lagi aksi psywar yang kerap dilakukan kiper ketika berhadapan dengan pemain lawan pada momen adu penalti.
Gimana nih menurut kalian, apakah IFAB perlu menerapkan aturan khusus untuk kiper saat menghadapi tendangan penalti?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News