"Cukup blunder rotasi empat pemain yang dilakukan pelatih STY dilaga melawan Cina ini ketimbang saat melawan Bahrain lalu. Yang cukup fatal dan mengejutkan adalah dicadangkannya Thom Haye. Posisi Haye digantikan Nathan Tjoe-A-On. Ini mengurangi daya dobrak timnas, padahal di Tiongkok bermain biasa saja," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Selasa malam
Indonesia tertinggal pada babak pertama dengan skor 0-2. Tiongkok mencetak gol via Behram Abduwelli (menit ke-23) dan Yuning Zhang (menit ke-44).
Pada babak kedua, Indonesia bisa mencetak gol balasan. Thom Haye mencetak gol pada menit ke-86.
"Dalam pandangan saya, setelah tiga laga, STY seharusnya sudah punya inti starting eleven yang menjadi andalan di laga-laga penting seperti ini. Jika ada perubahan, maksimal satu atau dua pemain, bukan empat pemain di rotasi dan hal itu sangat riskan," tambahnya.
Baca juga: Indonesia Akui Keunggulan Tiongkok
Kendati demikian, Akmal menambahkan bahwa STY dan Timnas harus mengambil pelajaran dari Tiongkok. " Secara permainan kita tidak kalah. Hanya Tiongkok lebih efektif dalam memanfaatkan peluang. Semoga mental para pemain bisa bangkit dari kekalahan ini karena ke depan akan ada dua laga berat melawan Jepang dan Arab Saudi," lanjutnya.
Walau dalam dua laga mendatang, dua pemain akan absen karena akumulasi kartu. Jay idzes dan Ivar Jenner, Akmal berharap proses pewarganegaraan Kevin Dicks bisa cepat selesai dan Justin Hubner serta Jordi Amat pulih dari cedera.
"Masih ada lima laga lagi dan peluang untuk ke Piala Dunia masih sangat terbuka. Tinggal bagaimana STY bisa membangkitkan para pemain dari dua hasil yang tak sesuai ekspektasi di Bahrain dan Tiongkok," tambahnya.
Dengan hasil ini, Indonesia masih tertahan di posisi kelima klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga Grup C dengan torehan tiga poin. Tiongkok masih ada di posisi terbawah juga dengan raihan poin yang sama, Indonesia unggul selisih gol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News