Gelaran Euro 2020 bergulir di 11 kota dan negara, di mana London menjadi tuan rumah untuk dua laga semifinal serta final yang sedianya mempertemukan Italia vs Inggris pada Senin 12 Juli pukul 02.00 dini hari WIB.
Sepanjang turnamen, tim-tim peserta dan para suporter harus terbang ke pinggiran benua seperti Baku di Azerbaijan yang diwarnai berbagai kekurangan logistik. Kemudian belum lagi, adanya tantangan penularan virus korona.
"Jika Anda bertanya kepada saya, saya tidak akan mendukungnya lagi. Saya pikir ini terlalu menantang, dalam arti yang kurang menyenangkan sampai-sampai beberapa tim harus melakukan perjalanan hingga 10 ribu km sedangkan ada tim yang cuma seribu km saja," kata Ceferin kepada BBC Sport sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (9/7/2021).
"Ini juga tidak adil untuk suporter. Sebagian harus ada di Roma, kemudian beberapa hari berselang terbang 4,5 jam ke Baku," tambahnya.
"Ini sungguh menyulitkan, jelas sebuah ide menarik tapi sulit diterapkan. Saya pikir, kami tidak akan melakukannya lagi," ujarnya lanjut Ceferin.
(1).jpeg)
Sejatinya, penyelenggaraan Euro 2020 yang melibatkan banyak negara itu merupakan gagasan presiden UEFA terdahulu, Michel Platini. Menurutnya pada 2012 silam, Euro 2020 di banyak negara bakal menjadi perayaan romantis untuk memperingati 60 tahun lahirnya turnamen tersebut. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News