Qatar diketahui tak mendukung LGBT dan bahkan menganggap hal itu sebagai perbuatan kriminal. Namun, sejumlah negara peserta Piala Dunia dari Eropa sempat dikabarkan bakal tetap memberi dukungan bagi kaum LGBT dengan cara mengenakan ban kapten pelangi saat bertanding.
Presiden Federasi Sepakbola Prancis (FFF), Noel Le Graet, sempat menyebutkan bahwa Lloris sebagai kapten Les Bleus tak perlu mengikuti aksi mengenakan ban pelangi karena itu melanggar ketentuan FIFA dan dia tak ingin Lloris menjadi polisi moral.
Lloris lantas berpendapat serupa karena hanya ingin bermain sepak bola di lapangan. Soal apa yang terjadi di luar itu, tegas Lloris, ada pihak-pihak lain yang lebih berkompeten untuk mengurusnya.
"Sebelum melakukan sesuatu, kami perlu persetujuan FIFA, juga persetujuan dari federasi (Prancis). Jelas, saya punya pendapat soal ini. Pandangan saya kira-kira mirip dengan presiden FFF," kata Lloris dikutip dari Daily Mail, Rabu, (16/112022).
"Saat kami berada di Prancis, ketika kami menyambut turis asing, kami ingin mereka mengikuti aturan kami, menghormati budaya kami, dan saya akan melakukan hal yang sama saat berada di Qatar. Saya boleh setuju atau tidak dengan pandangan mereka, tapi saya harus tetap menunjukkan rasa hormat," sambungnya.
Lloris pun melanjutkan bahwa tekanan untuk menyuarakan isu tersebut tak seharusnya dibebankan ke pemain. Ia tak ingin ajang sepak bola terakbar empat tahunan itu jadi berubah fokus.
"Kalian harus memahami bahwa untuk para pemain, ini adalah kesempatan yang hanya hadir empat tahun sekali dan kami ingin memanfaatkan kesempatan yang ada untuk sukses (menjadi juara). Fokus kami ada di lapangan. Sisanya urusan politisi. Kami hanya atlet," tutup Lloris. (Nicholas Timothy Suteja)
(4).jpg)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News