Jamie Carragher. (Foto: AFP/Paul Ellis)
Jamie Carragher. (Foto: AFP/Paul Ellis)

Legenda Liverpool Sebut Piala Dunia 2022 Qatar Menjijikkan, Kenapa Ya?

Friko Simanjuntak • 03 November 2022 13:11
Liverpool: Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Qatar dalam kurang dari satu bulan ke depan terus menuai kontroversi. Selain diterpa isu miring terkait pelanggaran HAM, kecaman juga datang terkait penyelenggaraannya yang berlangsung di tengah kompetisi.
 
Piala Dunia 2022 merupakan ajang pertama yang digelar di luar musim panas. Terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah menjadi pemicunya. Piala Dunia 2022 tidak bisa digelar pada musim panas –seperti pada edisi-edisi sebelumnya- karena faktor cuaca. Pada musim panas, suhu di Qatar kabarnya bisa mencapai 41 derajat Celsius.
 
Hal inilah yang kemudian memaksa FIFA membuat sejarah dengan memindahkan gelaran Piala Dunia ke bulan November. Keputusan ini kemudian membuat jadwal Piala Dunia 2022 bentrok atau digelar di tengah jalannya kompetisi-kompetisi domestik di sejumlah negara-negara Eropa.

Sejumlah regulator kompetisi-kompetisi di Eropa pun harus merombak jadwalnya agar tidak bentrok dengan Piala Dunia. Selain itu, para pemain yang berlaga di kompetisi-kompetisi top Eropa itu pun terkena imbas. Mereka jadi tidak memiliki waktu yang ideal untuk persiapan.
 
Sesuai dengan jadwal yang telah disusun, kompetisi-kompetisi Eropa baru akan dijeda sekitar tanggal 14 November 2022. Ini berarti, para pemain hanya memiliki waktu untuk mempersiapkan diri hanya satu minggu jelang kick-off Piala Dunia 2022 pada 20 November 2022.
 
Menyikapi berbagai perubahan atau penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan hanya untuk mengakomodir gelaran Piala Dunia di Qatar, legenda Liverpool Jamie Carragher angkat bicara. Terlepas dari berbagai kontroversi yang mengiringi ditunjuknya Qatar sebagai tuan rumah, Carragher lebih ingin menyoroti kondisi kebugaran para pemain.
 
Pria yang saat ini berprofesi sebagai pundit ini menyebut, Piala Dunia 2022 ini sangat merugikan buat pemain. Apalagi buat mereka yang mengalami cedera pada periode waktu yang mendekati Piala Dunia. Dengan jeda waktu yang mepet, mereka jadi tidak memiliki waktu untuk sehingga pada akhirnya harus melewatkan Piala Dunia.
 
Hal ini tentu akan berbeda apabila gelaran Piala Dunia digelar pada musim panas alias di saat kompetisi-kompetisi domestik Eropa sudah selesai. Dalam hal ini, para pemain memiliki waktu lebih banyak untuk mempersiapkan diri dan meminimalisir terjadinya cedera di detik-detik akhir jelang penyelenggaraan Piala Dunia.
 
Kekecewaan Carragher ini menyusul banyaknya para pemain yang harus mengubur impiannya tampil di Piala Dunia 2022 karena mengalami cedera. Sejauh ini, beberapa pemain bintang seperti Paul Pogba, N’Golo Kante, hingga Diogo Jota harus absen di Qatar karena cedera.
 
Teranyar, bek MU Raphael Varane, dan penyerang Tottenham Hotspur Son Heung Min juga harus bertarung dengan waktu untuk memulihkan cedera agar bisa tampil di Piala Dunia 2022.
 
"Saya pikir itu benar-benar memalukan bahwa Piala Dunia berada di posisi itu (digelar di tengah kompetisi). Pemain yang menghabiskan seluruh hidup mereka bermimpi bermain di Piala Dunia dan sekarang harus absen karena cedera," tegas Carragher.
 
"Cedera, apakah itu hanya membutuhkan waktu 10 hari atau dua minggu, akan membuat pemain absen dari Piala Dunia dan itu seharusnya tidak terjadi. Dan semuanya dimulai dengan FIFA memberi Qatar Piala Dunia dan kemudian memindahkannya (jadwal turnamen). Saya pikir itu benar-benar menjijikkan," lanjutnya.
 
Dengan kekhawatiran mengalami cedera dan absen di Piala Dunia 2022, Carragher menyebut situasi tersebut secara tak langsung membuat kompetisi di musim ini tidak berjalan dengan maksimal. Pasalnya, para pemain pada akhirnya memilih untuk tidak bermain sepenuh hati untuk klubnya karena di satu sisi pikiran mereka ke Piala Dunia.
 
Selain pemain, hubungan antara pelatih klub dan timnas juga berpotensi tidak hamonis. Para pelatih timnas pastinya berharap para pemain andalan mereka tidak memforsir tenaga mereka ketika bermain untuk klub.
 
Beberapa waktu lalu, pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps mengaku telah berkomunikasi dengan pelatih Paris Saint Germain (PSG) Christophe Galtier agar tidak terus memainkan Kylian Mbappe secara konsisten di tiap pertandingan.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan