Ya, baru-baru ini Asosiasi Sepak Bola Bahrain melalui akun Instagram resminya menyampaikan kecewa dengan berbagai serangan siber hingga ancaman yang dilakukan pengguna media sosial Indonesia terhadap para pemainnya, sehingga merka meminta laga tandang melawan Indonesia pada 25 Maret 2025 mendatang, digelar di tempat netral.
Menurut Kesit, meski demikian kekhawatiran Bahrain hanya sengaja dan dicari-cari saja. "Tidak ada yang urgent dan tidak perlu juga ditanggapi oleh PSSI," ujarnya.
Teror suporter dalam sebuah pertandingan sepak bola, sepanjang masih dalam taraf yang wajar, menurut komentator siaran langsung sepak bola di layar kaca dan platform medsos ini, selama tidak memiliki unsur SARA, tidak dilarang.
Pemindahan sebuah tempat pertandingan baru bisa dilakukan jika force majeur seperti bencana alam, perang, kerusuhan, atau tim sedang dihukum karena adanya sanksi dari sebuah pelanggaran yang dilakukan sebelumnya.
"Saya yakin ketakutan Bahrain nggak akan pernah terwujud, karena memang tidak ada yang perlu mereka takutkan saat main di Jakarta," kata Kesit saat dihubungi Medcom.id.
PSSI, lanjut Kesit, hanya perlu mengingatkan suporter Timnas Indonesia untuk tertib dan tidak melakukan hal-hal negatif saat menyaksikan laga Timnas Indonesia vs Bahrain di stadion.
Kejadian ini adalah buntut hasil imbang yang didapat Indonesia saat tandang ke Bahrain. Saat itu, hingga menit ke 90+6 sesuai tambahan waktu yang diberikan perangkat pertandingan Skuat Garuda masih memimpin 1-2. Bahrain akhirnya menyamakan skor 2-2 saat laga memasuki menit ke 90+9. Wasit Ahemd Al Qaf dianggap tak mengindahkan tambahan waktu yang sudah lewat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News