Indonesia dikalahkan Tiongkok, 2-1 di pertandingan yang berlangsung di Qingdao Youth Stadion, Qingdao, Selasa 15 Oktober.
Eksperimen STY juga mengundang kritik dari para pengamat sepak bola tanah air. Bahkan pengamat tidak segan menyebut kalau di laga ini STY telah melakukan blunder.
1. STY merotasi 4 pemain dan mencadangkan Thom Haye
Koordinator SOS, Akmal Marhali menyatakan perubahan total yang dilakukan pelatih Shin Tae-yong dalam skuat Indonesia menjadi penyebab kekalahan, apalagi STY merotasi sebanyak 4 pemain di starting line up. Lebih aneh lagi, STY malah mencadangkan Thom haye.
"Cukup blunder rotasi empat pemain yang dilakukan pelatih STY dilaga melawan Tiongkok ini ketimbang saat melawan Bahrain lalu. Yang cukup fatal dan mengejutkan adalah dicadangkannya Thom Haye. Posisi Haye digantikan Nathan Tjoe-A-On. Ini mengurangi daya dobrak timnas, padahal di Tiongkok bermain biasa saja," ujar Akmal.
Indonesia tertinggal pada babak pertama dengan skor 0-2. Tiongkok mencetak gol via Behram Abduwelli (menit ke-23) dan Yuning Zhang (menit ke-44). Pada babak kedua, Indonesia akhirnya mencetak gol balasan lewat sepakan Thom Haye pada menit ke-86.
Baca juga: Intip Rating Pemain Indonesia Saat Lawan Tiongkok |
2. STY belum punya pakem starting eleven
Akmal menambahkan, laga melawan Tiongkok membuktikan kalau pelatih asal Korea Selatan tersebut sejauh ini belum memiliki pake starting eleven. Padahal sudah melakoni beberapa laga dengan daftar pemain berkualitas.
"Dalam pandangan saya, setelah tiga laga, STY seharusnya sudah punya inti starting eleven yang menjadi andalan di laga-laga penting seperti ini. Jika ada perubahan, maksimal satu atau dua pemain, bukan empat pemain di rotasi dan hal itu sangat riskan," tambahnya.
3. Ketidakjelasan taktik
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat sepak bola Kesit B Handoyo yang menilai ada ketidakjelasan dalam susunan pemain dan taktik yang diusung pelatih STY.
"Ada ketidakjelasan di taktik STY, mengapa selalu merombak susunan pemain seperti malam ini. Seperti Shayne Pattynama yang tiba-tiba muncul. Padahal, waktu timnas melawan Bahrain sudah oke, hanya minus Jordi Amat yang tidak main karena cedera. Saya nilai, STY terlalu berani ubah komposisi pemain yang tidak terlalu penting," jelas Kesit kepada Medcom.id.
Baca juga: Shin Tae Yong Sebut Indonesia Sudah Kerahkan Segalanya Lawan Tiongkok |
4. STY tidak belajar dari laga kontra Bahrain
Menurut Akmal, saat Indonesia melawan Bahrain, seharusnya STY sudah melihat gambaran besar tentang susunan pemain yang pas untuk mengejar kemenangan. Alih-alih melakukan itu, STY malah bereksperimen secara ekstrem dengan mengutak-atik line up.
"Sebenarnya, kita sudah punya gambaran starting eleven utama ketika lawan Bahrain. Perubahan yang dilakukan STY sangat ektrim, dan kita lihat akibatnya dengan harus menelan kekalahan dari Tiongkok yang mainnya tidak bagus," beber Kesit.
Dengan kekalahan dari Tiongkok, Indonesia masih tertahan di posisi kelima klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga Grup C dengan torehan tiga poin. Tiongkok masih ada di posisi terbawah juga dengan raihan poin yang sama, namun Indonesia unggul selisih gol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News