Pada final yang digelar dua leg ini, Indonesia bertekad mengakhiri 25 tahun tanpa gelar di Piala AFF, sekaligus menghapus kenangan buruk di ajang tersebut. Pelatih Shin Tae-young diyakini mengetahui apa yang perlu dilakukan skuat Garuda.
Pertemuan kedua negara di Piala AFF sudah terjadi 12 kali. Dari pertemuan itu Indonesia hanya mampu menang 3 kali dan tumbang 9 kali. Tiga pertemuan di antaranya terjadi di final. Faktanya Indonesia selalu kalah.
Sementara pertemuan total antara Indonesia dan Thailand di seluruh ajang sudah terjadi 78 kali. Skuat Garuda mencatat 25 kemenangan, 14 kali imbang dan 39 kali kalah. Skuat Gajah Perang masih unggul jauh dari Indonesia.
Pada final kali ini, skuat Garuda optimistis bisa memenangkan trofi, sekaligus gelar juara untuk pertama kalinya. Pelatih Shin Tae-yong sudah mempersiapkan fisik dan mental pemainnya jelang laga final.
“Tentu saja saya ingin menjadi juara tetapi mengangkat trofi tidak terjadi hanya karena Anda menginginkannya, menjadi juara datang dengan cara Anda ketika Anda melakukan yang terbaik di setiap pertandingan," ujarnya seperti dimuat di situs resmi Piala AFF.
“Sebagai pelatih saya telah memenangkan lebih dari 20 gelar dan dari pengalaman itu saya ingin menanamkan mental yang kuat pada para pemain dan mencoba menjadi juara. Mentalitas itu adalah sesuatu yang terus-menerus saya ceritakan kepada para pemain.”
Hal itu diamini penyerang skuat Garuda Egy Maulana, yang tahu seberapa besar peluang Timnas memberikan gelar pertama. Tak lupa Egy meminta dukungan penuh dan semangat luar biasa dari pendukung di tanah air.
“Kami tahu bahwa kami telah gagal lima kali. Sekarang kami tidak merasakan tekanan, melainkan kami hanya tahu betapa besar peluang yang kami miliki dan bahwa menjadi juara tidak akan datang dari berbicara, tetapi hanya dari kerja keras."
“Kami harus percaya pada diri kami sendiri dan beberapa orang mungkin berpikir bahwa Thailand mungkin lebih kuat dari kami, tetapi saya tidak takut, bentuk bolanya bulat dan jika kami yakin akan pulang dengan trofi, maka tidak ada yang tidak mungkin."
Sayangnya, di leg pertama nanti, Indonesia mesti kehilangan bek kiri Pratama Arhan, karena skorsing. Racmat Irianto juga dikabarkan cedera ringan. Hal sama dialami Thailand. Mereka tak akan diperkuat bek kiri Theerathon Bunmathan yang juga diskors. Sementara kiper Chatchai Budprom cedera saat melawan Vietnam.
Pelatih Alexandre Polking meyakini skuat Thailand memiliki kualitas pemain yang cukup untuk menutupi ketidakhadiran kedua pilarnya itu.
“Kami sedang mempersiapkan bentrokan 180 menit dan kami harus bersiap untuk semua situasi yang berbeda. Tentu saja kami tahu tentang rekor Indonesia tetapi kami juga ingin memenangkan gelar lain untuk Thailand dan itulah yang sedang kami persiapkan.”
Kedua tim diprediksi akan ngotot di leg pertama final. Pasalnya, hasil positif dari leg pertama akan menjadi kunci di leg kedua bagi kedua tim, Sabtu 1 Januari 2022 mendatang.
Skuat Garuda diprediksi akan tetap mengandalkan kecepatan para pemainnya. Sementara, Thailand dengan pengalaman para pemainnya diprediksi berusaha mengontrol jalannya laga dan berusaha mencetak gol lebih dulu. Menarik dinantikan.
Lima laga terakhir Indonesia vs Thailand:
Thailand 2-2 Indonesia (3 Juni 2021) - Kualifikasi Piala Dunia
Indonesia 0-3 Thailand (10 September 2019) - Kualifikasi Piala Dunia
Thailand 4-2 Indonesia (17 November 2018) - Piala AFF
Thailand 2-0 Indonesia (17 Desember 2016) - Leg 2 Final Piala AFF
Indonesia 2-1 Thailand (14 Desember 2016) - Leg 1 Final Piala AFF
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
