"Jangan lupa, Indonesia ini baru disorot FIFA karena Tragedi Kanjuruhan," ungkap Anton dikutip dari program Primetime News di Metro TV, Minggu, 09 Juli 2023
Tragedi Kanjuruhan memakan 135 korban jiwa karena standar keamanan Stadiun Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, tidak sesuai standar FIFA. Dalam konteks evaluasi stadion, sisi keamanan dan keselamatan merupakan masalah krusial.
Anton menyebut ada dua aspek yang menjadi standar FIFA. Pertama standar teknis, terdiri dari kualitas rumput, lebar lapangan, panjang lapangan, kualitas gawang, dan beragam teknis lain. Kedua, safety and security standard FIFA.
Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, penonton tanpa tiket dapat dengan bebas mengakses gate. Kemudian, pintu darurat yang seharusnya bisa dibuka dengan sempurna tidak bisa dibuka.
Anton menilai aspek teknis JIS sudah memenuhi syarat. Mulai dari akses dalam stadion, ruang kontrol, ruang pers, hingga rumput.
"Tapi persoalan lain di luar itu barangkali memang harus ditinjau ulang karna ini masih menyangkut soal standar keselamatan dan keamanan dari FIFA" tambahnya.
Rumput bukan masalah besar
Anton berpendapat standar rumput bukan masalah besar dalam JIS. Perbaikan lapisan teratas rumput satu stadion yang memakan anggara Rp10 miliar dan waktu 2 bulan itu tak akan terlalu menjadi perhatian FIFA.FIFA memiliki beberapa tingkatan standar rumput yang diatur secara detail. Namun, FIFA tidak pernah sepenuhnya mengacu pada standar itu.
"Mengganti rumput itu hanya persoalan beberapa bulan. Dan itu (Piala Dunia U-17) kalau November di gelarnya, saya rasa enggak ada masalah dengan rumput" kata Anton.
Pernyataan Menteri PUPR Basuki yang menyebut kualitas rumput di JIS tidak sesuai standar FIFA menuai banyak kontra. Pasalnya, JIS sudah beberapa kali mengadakan pertandingan sepakbola berskala internasional.
Pihak PT Jakarta Propertindo selaku pihak pengelola JIS mengeklaim JIS sudah mengacu pada standar FIFA sejak awal. Stadion juga dipastikan 100 persen siap menjadi venue pertandingan besar.
Pengamat Sepak Bola Tommy Welly juga berpendapat bahwa isu ini menuai sensitivitas dan seolah meremehkan Buro Happold sebagai konsultan pembangunan stadion berstandar internasional yang sudah diakui.
"Ini kan jadi kontradiktif, maka kemudian menimbulkan perdebatan, apa iya, apa segegabah itu pembangunan stadion" kata Tommy dikutip dari program Metro Hari Ini di Metro TV, Minggu, 9 Juli 2023.
Menurut Anton Sanjoyo, Indonesia bisa mengatasi polemik seperti ini tanpa harus melibatkan pihak FIFA. Indonesia memiliki ahli yang kompeten di bidang ini, misalnya Nugroho Setiawan. Namun, untuk persetujuan tetap menjadi wewenang FIFA. (Hillary Sitohang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News