Christian Eriksen, yang kolaps karena serangan jantung di laga pembuka Denmark vs Finlandia adalah salah satu talenta Denmark yang mengasah kemampuan di Amsterdam sebelum mencuat sebagai salah satu gelandang incaran klub-klub elite Eropa.
"Jika ada klub di luar Denmark yang berarti bagi sepak bola negeri kami, maka itu adalah Ajax. Ada garis merah yang tegas antara Amsterdam, Belanda dan Denmark," kata Hjulmand sepert dilansir Reuters, Sabtu 26 Juni dini hari WIB.
"Christian merantau dari Denmark ketika masih berusia 16 tahun dan Amsterdam adalah rumah keduanya. Kemudian, ada Kasper Dolberg dan Nicolai Boilesen yang mengikuti jejaknya, dan masih banyak pemain kami yang menemukan nasib sepak bola mereka di sini," tambahnya.
Denmark punya kenangan buruk kalah dua kali dari Wales di ajang UEFA Nations League 2018--2019. Menanggapi itu, Hjulmand yakin hasil negatif itu tidak akan berpengaruh saat kembali bentrok dengan Wales pada babak 16 besar Euro 2020.
"Wales sudah berbeda dibandingkan terakhir kali Denmark bertemu mereka. Saat itu, mereka mengalami fase perubahan dan sesudahnya Wales mengalami tahun-tahun yang baik," katanya.
Selain itu, Hjulmand juga percaya bahwa para pemainnya sudah pulih dari trauma insiden kolaps Eriksen di awal turnamen.
"Kami melewati pengalaman traumatis dan tahu kami adalah pejuang, setelah kembali langsung bermain di tempat yang sama malam itu juga. Lantas beberapa hari kemudian kami menghadapi tim terkuat, Belgia," katanya.
"Tim ini sudah memperlihatkan kekuatan mentalnya bertahun-tahun dan kami tahu semakin kuat dari hari ke hari," tutup Hjulmand.
Setelah menjadi tim kejutan dan juara pada Euro 1992, langkah terjauh Denmark di Piala Eropa hanyalah ke perempat final edisi 2004. Setelah itu, mereka harus absen lima tahun silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News