Ketiga gol Mali dicetak masing-masing oleh Ibrahim Diarra (19'), M. Doumbia (45') dan H. Makalou (48').
Tim Tango yang mencadangkan bintang masa depan mereka Claudio Echeverri pada babak pertama, harus tertinggal dua gol di babak pertama dari Mali.
Babak kedua, Mali yang permainannya lebih tajam di lini depan, menambah satu gol lagi sehingga skor akhir menjadi 0-3 untuk wakil Afrika tersebut.
Meski penguasaan bola hampir seimbang, Mali yang kalah dari Prancis di semifinal unggul jauh dalam upaya percobaan ke gawang dibanding Argentina. Mali memiliki 33 kali percobaan dengan 15 on target dan tiga sukses menjadi gol. Sementara Argentina hanya memilikii 8 upaya percobaan dan hanya empat on target.
Dengan raihan peringkat ketiga, ini menjadi sukses kedua Mali di ajang Piala Dunia U-17. Pada edisi 2015 di Cile bahkan prestasi Mali lebih baik lagi, merebut peringkat kedua dan kalah dari Nigeria di laga puncak.
Sementara bagi Argentina, ini menjadi misteri kegagalan mereka di level 17 tahun. Pasalnya, prestasi tim Tango di level ini belum pernah sekalipun lolos ke laga puncak. Jauh berbeda dengan pencapaian di level 20 tahun (enam kali juara) dan senior (tiga kali juara).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News